Triandika Weblog Rotating Header Image

Tour Bromo+Malang: Dari Tosari menikmati Bromo

Lebaran lalu, kami menjadwalkan untuk melakukan jalan-jalan ke Bromo & Malang setelah mudik Magetan. Salah satu alasan sekalian mengantar boyongan keponakan yang masuk PTN di Malang. Itinerary disusun dan diputuskan ke Bromo melalui Pasuruan sekaligus mampir ke rumah seorang teman disana. Kami berenam kepala dengan dewasa 4 orang (Ayah+Bunda, Ibu, keponakan), 1 anak 9 tahun, dan Safa!

Berangkat dari Magetan Jam 7 pagi hari Senin 12 Agustus, kami sempat terjebak sedikit macet di Saradan dan lebih parah macet di kota Nganjuk. Akhirnya kami melewati jalan alternatif ke kiri, menyusur Sungai Brantas (terbesar di Jatim), dan tembus langsung ke Mojokerto, tanpa harus ke masuk kota Jombang yang mungkin macet (juga). Makan siang bekal di dekat stadion Mojosari (Kab Mojokerto), lalu sampai di Pasuruan Jam 14.30. Ramai lebaran masih terasa jarak sekitar 200 Km Maospati-Pasuruan harus ditempuh berkendara +/- 6 Jam.

Makan siang

Dari Kota Pasuruan kami menuju Tosari, desa wisata pintu masuk ke kawasan Wisata Bromo. Selain Tosari, ada 2 pintu masuk utama lain menuju Bromo, yaitu dari Ngadisari Probolinggo dan Kab Malang. Jika mengunjungi Bromo, pastikan anda masuk dan pesan hotel di tempat yang sama. Jarak Tosari Pasuruan ke Ngadisari Probolinggo sekitar 80 Km, kerasa kalau salah masuk (hehe). Kami memilih Tosari karena dari Geografis lebih dekat dari Magetan dibanding Probolinggo, dan bisa sekalian manpir ke teman (kemudian menurut Sopir Jeep, Tosari juga relatif lebih murah dan secara rute wisata lebih dekat – Dari Probolinggo harus lewat Kawah Bromo untuk menuju Pananjakan). Kota Pasuruan ke Tosari 40 Km, jalan beraspal nyaman, berkelok dan nanjak sehingga mepet jika papasan, maka harus berhati-hati dan sedia klakson sebelum belokan.

Tepat jam 17.30 kami sudah ketemu dengan Pak Puji (petugas di Bromo sekaligus ‘agen’ untuk penginapan dan Jeep, HP 081233193114) di pintu gerbang “Selamat Datang” Bromo. Selain Pak Puji, kemudian kami juga mendapat CP kedua yaitu Pak Karno (HP 085815576997). 2 Hari sebelumnya Ayah sudah ber-sms-an dengan Pak Puji untuk deal info Mobil dan Penginapan. Begitu sampai Pasuruan konfirmasi dan langsung cek on the site sesampai di Tosari.

Untuk menuju Desa Tosari tidak harus masuk gerbang, tapi ke kanan nanjak sekitar 500 meter ketemu Pasar. Tepat sebelum maghrib, kami sudah sampai penginapan disambut dinginnya udara. Makan malam, cukup mudah dengan membeli di pasar. Penginapan kami depan Mushola, sekitar 300 meter menanjak dari Pasar.

Cek kamar, deal harga Rp 350/malam (air panas, twin bed) untuk berenak kepala tadi (plus bawa karpet sendiri buat di tengah2 twin bed). Disini konsepnya ‘rumah kosong’ dengan kamar-kamar disewakan dengan beberapa tipe. Ada ruang tamu dan tv, dan juga dapur bersama. Masak air panas untuk Pop Mie, Teh dan menghangatkan makanan jadi mudah.

Kemudian konfirmasi paket perjalanan bromo ke Pak Puji. Intinya ada 2 paket, seharian dan setengah hari. Kami memilih paket sehari yakni 4 lokasi (Pananjakan, Pasir Berbisik, Bukit Teletubbies dan Kawah Bromo) dengan menyewa Jeep seharga Rp 650 Rb. Harga ini sudah standar karena ada koperasi nya, dan biasanya sudah termasuk fee untuk semacam Pak Puji tersebut (diberikan voucher asli Rp 600 rb). Selain Jeep, biaya masuk harus bayar kembali per orang dewasa Rp 10 rb. Kami akan dijemput di penginapan jam 2.30 dini hari sehingga bisa sampai di Pananjakan Jam 4. Tour akan berakhir sekitar Jam 12.

Jreng…jreng.. jam 2 pagi Selasa 13 Agustus kami sudah bangun dan siap-siap, dan berangkat setengah jam kemudian. Beginilah beberapa penampakan kami dan Safa dini hari itu, sampai menunggu Sunrise di Pananjakan.

Dalam Jeep

Dingin Pananjakan

Jika Jeep telat datang, maka jalan akan semakin jauh dari pintu masuk Pananjakan karena semua Jeep parkir di pinggir jalan. Kami sendiri harus jalan sekitar 500 meter menuju Gerbang Pananjakan. Banyak yang menawari ojek 10rb, tapi buat kami jalan pagi2 lebih sehat (alasan ngirit hehe).

Dan, the show is coming.. Sunrise mulai terlihat menyinari area Bromo. Eksotis. Pantes saja banyak orang2 luar yang ikut berjubel2 mengabadikan momen tersebut dari sini. Mungkin karena mash musim lebaran, hari Selasa pagi itu memang cukup ramai, mencari celah foto harus antri atau ‘booking ‘ dari awal datang. Bahkan tempat duduk juga penuh. Jangan lupa sebaiknya untuk sholat dulu secepatnya waktu shubuh tiba di semacam bale-bale dekat Toilet, karena takut terlupa karena ‘sayang’ pemandangan dan berjubel tadi.

3 in 1

Gerbang Pananjakan

Dari Pananjakan, langsung turun menuju tujuan kawasan Bromo, yakni Kawah, Pasir Berbisik dan Bukit Teletubbies. Waktu sekitar Jam 7 ketika kami turun dari Pananjakan. Lalu, kami menjadikan kawah sebagai tujuan terakhir sebelum pulang, meskipun untuk menuju Pasir dan Bukit harus lewat Kawah dulu. Pasir berbisik (bersisik) merupakan hamparan pasir yang seperti membentuk sisik-sisik, dan ada material khusus yang membuatnya berpendar.

Pasir Berbisik

Berikutnya, adalah di bukit Teletubbies. Sayangnya, manajemen baterai kamera kami jelek sehingga mulai dari sini kami harus menghemat dan terpaksa mengkombinasikan dengan kamera HP.

Keluarga

Action on Bushes

Oiya, untuk makan kami sendiri ‘sarapan kecil’ beli roti di area Pananjakan. Sedangkan sarapan besarnya jam 10 di warung dekat Kawah Bromo. Warungnya juga cukup eksotis. Anda harus menutup diri dengan baik, karena di sekelilingnya banyak bertebaran debu-debu. Walaupun sempat was-was, kami tetap saja makan dan habis (lapar hehe).

Warung Kawah

Berikutnya adalah lokasi terakhir, Kawah Bromo. Disinilah benar2 emosi diuji. Anda ingat Cerpen “Becak”, dimana nego seorang anak muda dengan tukang becak dengan hasil anak muda akhirnya jalan dari stasiun sampai rumahnya. Nah.. disini ayah yang mencoba nego tidak mulai dari turun Jeep (jarak parkir ke puncak kawah +/- 1.5 Km, berpasir lalu berkelok nanjak dan tangga), tapi ingin setelah candi supaya lebih murah, akhirnya harus mengendong Safa 14 Kg kemudian naik tangga sampai puncak kawah Bromo. Pfuh…

(masih) Jalan bersama

Saat Naik Saat Turun

Baru pulangnya dari kawah, setelah turun tangga Safa + keponakan naik Kuda ke batas parkir Jeep seharga Rp 50 rb. Walaupun kalau dihitung2, pas tawaran bolak-balik tadi sama saja (100 rb), tapi biar ga sakit hati lumayan ada ‘hemat’ Rp 50 rb (hehe).

Naik Kuda

Pulang ke Penginapan

Lalu kami kembali ke penginapan, beres-beres, check out dan Jam 2 melanjutkan perjalanan ke Malang. Kesan dari kunjungan Bromo kali ini, Jika anda orang Indonesia dan ngaku hobi jalan2, maka anda harus pernah ke Bromo, minimal sekali dalam seumur hidup! :).

[ Part 1 of 2 ]

One Comment

  1. We do accept as true with all the concepts you have available inside your submit. These are really effective and definately will undoubtedly work. However, this articles are too shorter for freshies. May you want prolong these people slightly via next time period? Just submit.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.