Tanggal pernikahan buat sebagian besar orang Indonesia adalah pilihan yang tidak sederhana. Beberapa yang banyak mendasarkan pada ’perhitungan orang tua’ misalnya perhitungan Jawa atau China. Atau secara umum menggunakan persetujuan ’hari baik’.
Beberapa lagi memilih tanggal yang cantik komposisinya sehingga mudah dikenang, semisal tanggal jam 9 tanggal 9 bulan 9 tahun 2009. Beberapa yang sedikit, menikah di tanggal tersebut karena alasan praktis dan simpel contohnya karena kedua mempelai bisa di tanggal tersebut.
Lalu, bagaimana kami akhirnya memilih di tanggal 1 februari 2009? Yang setelah di bolak-balik (dengan sedikit pemaksaaan), ketemu juga nomor ’lumayan cantik’ yakni 010209.
Secara umum kami mendasarkannya pada alasan yang rasional dan kemudian (mencarinya) ke dalam alasan lain sehingga mudah diterima semuanya. Alasan rasional tersebut adalah pada hari tersebut adalah minggu yang berarti libur. Buat keluarga saya yang harus jauh mengunjungi Bandung akan lebih nyaman jika acara pada hari Minggu. Buat keluarga Magetan yang bekerja, Jum’at dan Senin pun masih bisa masuk kantor.
Alasan rasional lain karena pada tanggal tersebut mempelai laki dan perempuan sedang dalam kondisi off days. Mempelai laki sudah mendapatkan jadwal on-off kerja sejak tengah tahun lalu, dan kalender akademik kampus pun itu adalah minggu sebelum masuk kuliah (sekalipun sudah tidak ada kuliah kelas lagi buat mempelai perempuan)
Jika muncul pertanyaan, kenapa tidak sekalian lulus S2 sekalian baru kemudian menikah? Barangkali hal itu bisa dijawab dengan pertimbangan pelaksanaan Pemilu 2009. Memang selalu ada konsekuensi menikah sebelum atau sedudah Pemilu 2009 yang dijadwalkan 9 April.
Jika sebelum, sebentar saja ’kehidupan berdua’ dan harus bersama untuk partisipasi dalam pemilu. Kami pikir itu lebih rasional daripada harus menunggu pemilu dulu (yang pelaksanaannya masih belum nenyakinkan tepat waktu). Artinya, jika insyaAllah lancar sidang tesis tengah tahun ini maka akan mepet dengan pemilu presiden dan Puasa Ramadhan. Tidak jauh beda dengan sekarang, antara 1 Februari dan 9 April.
Pemilihan tanggal 1 Februari ini juga terinspirasi dari seorang sahabat kami yang pulang dari luar negeri sesaat sebelum tanggal tersebut. Alasan yang sangat perhitungan dan rasional.
Selain itu, alasan jujur dan rasional bahwa rumah yang sudah ada harus secepatnya diisi dan ditata. Rasanya akan berbeda jika sebuah rumah dikelola oleh sepasang suami istri daripada seorang laki-laki yang harus sering keluar kota. Mudah-mudahan semakin menambah ketenangan untuk seorang mahasiswa pascasarjana dalam menuntaskan studinya.
Setelah beberapa pertimbangan diatas, masih ada benteng antara rasional dan emosional yang harus ditembus yaitu keluarga. Karena ada keluarga Jawa, maka ada bulan Suro (Muharram) yang ’kurang baik’ jika melangsungkan pernikahan. Setelah di cek ulang, bulan tersebut sudah berakhir 26 Januari 2009. Itu artinya 1 Februari sudah masuk bulan Safar (Perjalanan, sebuah langkah awal memulai perjalanan kehidupan bersama –alasan ’emosional’).
Jadilah, akhirnya tanggal 1 Februari 2009 disepakati bersama sebagai hari pernikahan kami. Pemilihan yang awalnya didasarkan pada rasional, sangat rasional. Baru kemudian melihat’emosional’ yang akhirnya masih dalam batas (Alhamdulillah).
Tarikan kecil dalam keluarga pun ada. Misalnya untuk setelah lulus S2, tidak pada tanggal 1 (awal bulan), atau nanti setelah pemilu sekalian tuntas. Namun buat kami berdua, pernikahan ini adalah awal kehidupan bersama. Tidak masalah apakah sudah lulus atau belum, sudah lengkap isi rumahnya atau belum, atau sesudah pemilu atau sebelum pemilu.
Kami catatkan dalam prasasti hati, bahwa tanggal 1 Februari 2009 adalah awal perjalanan kami dalam mengarungi kehidupan. Sepasang insan terikat akad suci pernikahan, mengabdi kepada Tuhannya, dan ingin bermanfaat sebesarnya untuk manusia. Amin.
yg nulis trian apa dika y? hehe…
klo kami dulu nentuin tgl nikah ya karena adanya gedung yg kosong tgl segitu (9 april 2006). hehe..
PEMILU ya? saya setuju menikah sebelum PEMILU karena klo belum menikah kekuatannya cuma 2 orang, tapi klo dah nikah 1+1 tidak sama dengan 2. 😉 artinya tercipta SINERGI sehingga mampu berpartisipasi lebih baik lg. amiin..
1 feb tinggal hitungan hari, semoga segala persiapannya sudah matang.
wassalam…
Waaaaaaaaa…teh dika mau nikah……… =)
ceongrats…selamat…barakallah ya… ^^
semoga semua persiapannya lancar. amiiin….
-gHina
Allahu akbar, akhee!!!
kerjasama dlm partisipasi pemilu… asyik juga bro…
barakallah ya Trian… dan mba Dika..
afwan..
dikarenakan posisi saya skarang (di pangkalan bun, kalteng) dan keterbatasan ini-itu, maka sepertinya saya dan keluarga tidak bisa mampir utk menghadiri hari istimewa kalian ini..
insyaAllah dukungan dan doa saya tujukan untuk kalian berdua dan keluarga..
semoga jadi keluarga yang SaMaRo..
hmmmm…
hitung2an hari yang banyak melihat berbagai sisi yah…
hmmm… bagaimana dengan hitung2an punya anak nih???
heheheh…
🙂
wah, indah – indah susunan katanya… Congrats untuk kalian… Excellent planning… Cuma agak ga ngerti hubungan Pemilu dengan Pernikahan???
Afwan bro Trian, kalau saya tidak dapat hadir…
dah terbayang betapa bahagianya kalian…., Selamat…
Mudah2an dilapangkan jalan yang kan kalian tempuh bersama…
Mohon maaf nimbrung di sini, kebetulan ajah ketemu blog ini,
KU hanya berharap semoga rencana yang tersusun di hatiku akan selancar kalian.
KArena saat ini kumerasa jalan kami tersendat….
KAmi Orang jawa, yang entah kenapa Nikah “nglangkahi” itu gak boleh. (aku masih punya 2 kakak,belum nikah) DIA punya 2 kakak juga, belum nikah…
Sewaktu minta ijin untuk menggapai gerbang pernikahan, alasan “nglangkahi” yang dipakai untuk “menghambat” kami…
Bukankah jodoh adalah keputusan Tuhan..???Apakah Tuhan mempunyai rumus bahwa yang umurnya lebih tua dapet jodoh duluan..??? gak kan…???
Mohon do’anya agar jalan kami terbuka lebar…
Prof.-Rere
Assalammu’alaikum wr wb…
barokalloh fii kum…
afwan dika… waktu tgl 1 feb kemaren ga bisa dateng, pas bgt dengan tanggal milad suami, yang sebelumnya anten sudah merencanakan surprice buat beliau, lagi pula alhamdulillah anten lagi hamil muda dan agak rawan kalau keluar kota, jadi afwan bgt kalau ga bisa dateng di acara walimah kalian…
semoga kalian jadi keluarga yang sakinah, mawaddah wa rohmah… amin 🙂
*anten sekarang dah ga punya hp, jadi mungkin agak sulit kita komunikasinya
btw sekarang dika tinggal dimana?