Pada suatu masa saat kau bercerita
Tentang bayangan sebuah kota
Ada serpihan rasa di selaksa jiwa
Siapakah mereka di beranda
Menguntai kisah mimpi dan cinta
Sambil menikmati senja
yang semakin menjingga?
PadaNya serta merta ku bertanya
Atas fitrah rasa yang teramat bermakna
Di hamparan sukma
Maka tatkala takdir dijemput waktu
Do’a dan realita terikat berpadu
Kalbu ini bergumam syahdu
“Kau anugerah terindah bagiku…”
– untuk suamiku dan (calon) buah hati kami –