Triandika Weblog Rotating Header Image

Life

Hadiah Sahabat

Untuk Dika & Trian,

payungPayung ini adalah payung biasa
Siapapun bisa mendapatkannya di toko
Ini bukanlah benda keramat
Apalagi peninggalan kerajaan Majapahit

Tidak ada perbedaan di gagangnya
Tudungnya terbuat dari bahan biasa
Mekanika yang menyusunnya tiada beda dengan lainnya
Logam yang menyusunnya bukanlah logam mulia

Yang membedakan adalah siapa yang memegangnya
Untuk apa dia dipegang
Siapa yang hendak dilindunginya
Dalam kondisi apa dia dipergunakan

Bersama menyusuri jalan kebaikan
Dalam menembus hujan guna menunaikan amanah
Berterik panas guna menyerukan kebenaran
Keinginan untuk saling melindungi dalam kondisi apapun
Kalianlah yang membuat payung ini berbeda

Tetapkanlah arah, perkuatlah ikatan
Karena dalam setiap ujian
Selalu ada yang akan melindungi
Selama kalian saling percaya

Bandung, 1 Februari 2009
Sahabatmu,
J.P.P

Mengurus Balik Nama Rekening

rumahtebuSalah tugas sebagai pemilik rumah baru (dari pembelian rumah lama) yang pertama adalah mengurus balik nama rekening, yakni rekening air (PDAM), telepon (Telkom) dan listrik (PLN). Dengan bekal penjelasan notaris bahwa mengurus balik nama rekening cukup dengan membawa photo copy akte jual beli dan photo copy KTP.

Mengenai dokumen kepemilikan rumah, notaries sangat tidak menyarankan dikeluarkannya sertifikat hak milik (SHM) atau akta jual beli dalam bentuk asli nya untuk segala pengurusan administrasi publik (kecuali tujuan jaminan pinjaman). Tapi bagaimanapun, sebelum diserahkan dokumen asli tersebut sudah di copy terlebih dulu.

Dengan mengambil setting tempat di Kota Depok, maka berikut penjelasan singkat pengalaman mengurusa balik nama rekening tersebut. (more…)

Terima Kasih

Alhamdulillah, rangkaian pernikahan yang kami rencanakan berjalan dengan lancar. Banyak teman, sahabat, keluarga, rekan kerja yang menghadiri perhelatan hari bahagia kami. Tentu momen yang sakral itu, yang merupakan momen penyempurnaan setengah dien kami tidak akan berjalan lancar tanpa izin dari Allah SWT dan berbagai pihak yang membantu teknis acara.

Sempat kami merasa khawatir karena hujan terus turun beberapa malam sebelum hari H. Setidaknya februari kan masih musim hujan, namun sekali lagi syukur kepada Allah, matahari ternyata setia menemani, sungguh cerah sejak pagi hingga acara usai. Justru besoknya hujan turun seharian.

Sahabat, teman, keluarga, rekan-rekan dari Bandung, Jakarta, Depok, Bogor, Solo, Magetan, Garut bahkan Singapore dan Jerman jauh-jauh datang menghadiri acara tanggal 1 Februari. Tak terkira rasa haru dan bahagia yang kami rasakan.

Ucapan terimakasih secara khusus ingin kami sampaikan kepada : (more…)

Memilih 1 Februari 2009

Tanggal pernikahan buat sebagian besar orang Indonesia adalah pilihan yang tidak sederhana. Beberapa yang banyak mendasarkan pada ’perhitungan orang tua’ misalnya perhitungan Jawa atau China. Atau secara umum menggunakan persetujuan ’hari baik’.

Beberapa lagi memilih tanggal yang cantik komposisinya sehingga mudah dikenang, semisal tanggal jam 9 tanggal 9 bulan 9 tahun 2009. Beberapa yang sedikit, menikah di tanggal tersebut karena alasan praktis dan simpel contohnya karena kedua mempelai bisa di tanggal tersebut.

Lalu, bagaimana kami akhirnya memilih di tanggal 1 februari 2009? (more…)

Mengikuti Rencana Indah Hayam Wuruk-Dyah Pitaloka

Setelah berlalu lebih dari 650 tahun, Perang Bubat, perang tak seimbang yang menyebabkan kematian seluruh rombongan Kerajaan Sunda yang dipimpin Prabu Maharaja Linggabuana, termasuk sang putri Dyah Pitaloka yang hendak menikah dengan Hayam Wuruk dari Majapahit, ternyata masih menyisakan luka hingga saat ini.

Selain tak ada nama jalan Gajah Mada, Hayam Wuruk, dan Majapahit di Bandung dan sejumlah kota lain di Jawa Barat, salah bentuk luka yang tersisa itu adalah larangan, atau setidaknya keberatan, bagi orang Sunda untuk menikah dengan orang Jawa. Begitu juga sebaliknya. Meski makin lama makin hilang—dan kita tentu berharap begitu—ada kalangan yang menilai pernikahan antara lelaki Sunda dan wanita Jawa tak akan membentuk rumah tangga yang harmonis. Namun kalangan lain justru menganggap pernikahan antara lelaki Jawa dan wanita Sundalah yang sulit menghasilkan rumah tangga yang serasi.

Sejak kapan larangan-atau keberatan-seperti itu ada? (more…)