Triandika Weblog Rotating Header Image

Vacation

Mountain Tour Lombok: Menikmati Kaki Rinjani

Selain Beach Tour, Lombok juga menawarkan Mountain Tour yang tidak kalah menawan. Pesona nya terpusat di Gunung Rinjani 3,726 m dpl, dimana merupakan gunung tertinggi kedua di Indonesia setelah Jayawijaya. Pendakian Rinjani tentu kurang cocok untuk keluarga dengan anak kecil seperti kami. Jadi kami memilih 1 hari khusus untuk menikmati kaki Rinjani. Nah.. di kaki Rinjani ini lah, kita bisa menikmati beberapa obyek wisata yang menarik, yakni air terjun.

Tujuan kami Air Terjun Sindang Gile dan Air Terjun Tiu Kelep yang berdekatan lokasi nya. Keduanya terletak di Lombok Timur, sekitar 3 jam mobil dari Mataram. Untuk berangkat kami memilih melewati hutan Pusuk yang banyak monyet di pinggir jalan. Sedangkan pulangnya sore hari menyusur jalan pantai Sengigi ke Mataram yang sedikit lebih jauh dari opsi berangkat.

Lebih baik berangkat cukup pagi, sehingga makan siang tidak terlalu terlambat setelah menjelajah Sindang Gile dan Tiu Kelep (Tiu adalah air terjun dalam bahasa Lombok). Kita akan sampai di Senaru, desa yang menjadi start pendakian ke Rinjani.

Di area wisata ini, wisatawan non lokal ‘diwajibkan’ menggunakan guide lokal, dengan tariff 70rb per dewasa termasuk tiket wisata (tiket nya saja Cuma 5 ribu kalau ga salah). Lumayan juga karena kami dianggap bertiga jadi 210 ribu. Guide ini bisa membawakan tas kita dan bahkan nantinya untuk menyeberangkan anak kita jika kita sulit menyeberang di sela-sela batu di air terjun. Dan tentu saja sebagai juru foto kami hehe.

Gerbang Tiu di Senaru

Gerbang Tiu di Senaru

Dari gerbang wisata Senaru, perlu jalan kaki sekitar 15 menit untuk sampai ke Sindang Gile.  Jalanan pedestrian rapi dengan jalur menurun. Karena perjalanan akan dilanjutkan ke Tiu Kelep, maka kami tidak mandi dulu di Sindang Gile.

at Sendang Gile

at Sendang Gile

Setelah puas foto-foto di Sindang Gile, kami melanjutkan perjalanan ke Tiu Kelep. Melanjutkan jalan kaki di jalur pedestrian yang sebagian besar masih alami belum ditata, dengan kontur datar dan menyeberang beberapa sungai kecil. Tidak lupa di beberapa spots sepanjang jalan, kami mengambil foto yang oke. Plus mumpung ada guide jadi harus dimanfaatkan sebagai juru foto hehe.

Setelah sekitar 25 menit jalan kaki dari Sindang Gil eke Tiu Kelep dengan kiri kanan hutan, kami mulai sampai di Tiu Kelep. Kalau Sindang Gile air terjun nya bagus, di Tiu Kelep bisa dikatakan lebih Indah dari Sindang Gile. Sangat eksotis. Tidak heran lebih dari setengah pengunjung disini adalah turis mancanegara, yang paling banyak tentu dari Australia.

Jam sudah mendekati 12, untung saja kami membawa makan roti dari sarapan hotel. Jadi lumayan bisa diganjal dulu perutnya. Setelah cukup ngemil, waktunya mandi disana. Inilah yang cukup menantang karena harus melewati batu-batu cukup terjal dan licin menuju mulut air terjun nya. Guide membantu menggendong Aidan karena lebih pengalaman tentang jalur aman nya. Dan setelahnya, kami mandi menikmati segar nya Tiu Kelep.

Segaaar... Tiu Kelep

Segaaar… Tiu Kelep

Tantangan selanjutnya adalah kembali ke parkir mobil dari Tiu Kelep. Dengan menyusur jalan semula yang menanjak, yang sebelumnya memotong jalan melewati saluran air buatan zaman Jepang, kami sampai kembali ke lokasi mobil. Beberes mandi ganti baju dan sholat, late lunch baru bisa jam 3. Karena kami juga bertanya2 tentang tour Rinjani, maka sambil makan itulah kami dijelaskan dan diberikan kenangan harga tour Rinjani paket berikut. Sangat menarik.. untuk kita2 yang tidak mau repot ini hehe.

Biaya Paket Rinjani

Biaya Paket Rinjani

Perjananan sekitar 1.5 jam dari Senaru sampai di kawasan Sengigi untuk mengambil beberapa foto di beberapa spots dari atas Sengigi dimulai dari simpang Malaka dan beberapa lainnya.

Senggigi dari Atas

Senggigi dari Atas

Kurang dari jam 8 malam kami sudah tiba kembali ke Hotel. Mudah-mudahan bisa naik ke Rinjani setidaknya suatu hari nanti, insyaAllah.

Beach Tour Lombok: Pantai Bersih Menawan

Wisata ke Lombok artinya ke Pantai. Ada cukup banyak pantai di Lombok, kami memilih mengunjungi beberapa nya saja karena pertimbangan itinerary, family holiday dan supaya kulit tidak makin gosong hehe.

  1. Pantai Tanjung An

Pantai nya cukup panjang, dengan kombinasi bukit yang menawan. Salah satu pantai terbaik yang pernah kami kunjungi, dan mungkin jadi pantai umum terbaik versi kami. Sayangnya, jika pergi siang hari akan sangat silau di pantai ini. Dan itu yang kami lakukan, plus anak2 pada tidur. Jadi lah kami hanya sedikit selfie dan mengambil pasir putih nya saja. Ada tiket untuk masuk lokasi ini.

Pose sambil Aidan tidur

Pose sambil Aidan tidur

  1. Pantai Seger

Lokasi nya sebelum Tanjung An, akses ke pantai privat Mandalika Novotel. Ada bukit yang lebih kecil disini yang bisa akses mobil dan sedikit jalan kaki. Plus ada bangunan terbuka yang dipakai untuk acara tahunan larung ke pantai (akhir Februari / awal Maret). Foto dari atas dengan background pantai sangat bagus dari sini. Kita harus bayar untuk masuk akses ke lokasi ini.

  1. Pantai Kuta

Lokasinya utama, sebelum ke Seger dan Tanjung An. Jika di kedua pantai tersebut belum ada hotel, di Kuta adalah pantai umum paling terkenal disini dengan hotel yang beragam di seberang jalan pantai. Sehingga orang umum tetap bisa ke pantai tanpa harus tinggal di hotel. Ada tulisan khas Kuta Lombok yang jadi spot favorit foto wisatawan. Pasir nya juga layak dijadikan souvenir.

  1. Pantai Mawun

Sekitar 20 menit dari Pantai Kuta kea rah sebaliknya dari ke Tanjung An, kita akan sampai ke Pantai in the middle of nowhere ini. Perjalanan menuju  lokasi dari Kuta sangat indah dengan melewati beberapa bukit di sekeliling. Dibanding ketiga pantai sebelumnya, kontur pantai nya cukup tinggi. Tapi karena tidak seramai Tanjung An atau Kuta, sangat cocok dijadikan tempat bermain air dan pasir. Kekurangan nya, fasilitas mandi sangat terbatas. Padahal kami tetap ditarik bayaran ke kawasan ini.

Aidan's first beach

Aidan’s first beach-touch

  1. Pantai Sengigi

Meskipun Sengigi sangat terkenal, tapi mungkin lebih 90% sudah berupa menjadi private beach. Kami tidak sempat berhenti di beach nya, cukup mengambil foto dari lokasi atas Sengigi, misal di kawasan Malaka atau Vila Hantu. Jadi Sengigi itu sebenarnya adalah nama kawasan dan jalan raya sepanjang 10 km-an. Nama pantai lokal nya sendiri bermacam-macam.

  1. Gili Trawangan

Nah..belum ke Lombok kalau belum menyeberang ke Gili (pulau) sekitar nya. Ada beberapa Gili yang terkenal tentu saja: Trawangan, Meno, Air yang bersebelahan. Anda mungkin bisa berenang (+/- 1 Km) dari Trawangan ke Meno. Kami hanya ke Trawangan yang terkenal karena ingin tidak buru2 menikmati suasana nya, meskipun orang-orang yang sudah kesana lebih memilih ke Gili lain yang lebih sepi. Namanya juga belum pernah, pilih yang terkenal sekalian.

Kami menyeberang  menggunakan public boat dari Bangsal selama sekitar 20 menit, tiket bertiga sekali jalan kurang 100 rb (kalau private boat, bisa 800 rb maksimal 10 orang). Snorkeling adalah wajib disini, cukup sewa alat dan pelampung. Tips nya, cari restoran yang bisa digunakan sebagai ‘base camp’ setelah snorkeling untuk bebersih.  Pasir nya lembut bisa dijadikan souvenir.

Sunset Mandalika

Sunset Mandalika

  1. Pantai Mandalika

Ini adalah pantai privat yang dikelola Novotel Hotel and Resort Mandalika. Tidak 100% private juga sebenarnya, karena tetap bagi orang yang niat bisa masuk dari kiri atau kanan meski sangat jarang (ngapain juga hehe).  Di sore bisa menikmati suasana sunset yang magis disini, dan pantai pagi nya air surut sangat tenang yang sangat nyaman untuk berendam dan berenang.

Cocok menjadi lokasi bulan madu, meski harga nya cukup mahal untuk ukuran value for money. Tapi karena tawaran pantai privat nya dan fasilitas di Novotel dengan konsep bangunan pantai, maka tempat ini sangat layak direkomendasikan. Tidak heran bila dinobatkan sebagai World Halal Resort 2016. Dan pasir nya seperti butir merica, sangat cocok dijadikan souvenir.

In overall, dibandingkan pantai2 di Jawa atau Bali, secara umum di Lombok definitely lebih indah dan (masih) bersih. Semoga tetap bersih dan terjaga dengan beberapa tambahan fasilitas pendukung beberapa waktu mendatang.

Liburan Keluarga ke Lombok

Akhirnya persis di awal 2017 kesampaian juga kami sekeluarga liburan ke Lombok, yang baru dinobatkan sebagai world halal tourism award 2016. Tiket pesawat sudah dibeli jauh-jauh bulan April 2016, namun hotel baru dipesan sebulan sebelum untuk 1 malam (Novotel Mandalika) dan seminggu sebelumnya (Aston Mataram) untuk 3 malam. Untuk 2 malam sisanya, sengaja belum dipesan untuk jaga2 pindah hotel, namun akhirnya extend juga yang di Aston karena lokasi yang dekat dengan beberapa kebutuhan dasar keluarga.

Kakak Safa merem silau :D

Kakak Safa merem silau 😀

Bagaimana dengan itinerary? Karena kami keluarga dan kondisi Lombok yang memungkinkan untuk melakukan day trip di beberapa obyek wisata nya, maka kami mengambil opsi rental mobil harian. Lalu kami mengelompokan obyek wisata sesuai dengan geografisnya yang memungkinkan dilakukan kunjungan dalam 1 hari. Begitu prinsipnya.

Kenyataannya, ‘fixed draft itinerary’ baru selesai dibuat saat naik  taksi dari Bandara Internasioanl Lombok (BIL) ke Hotel Aston setelah mempertimbangkan saran driver taksi. Nah.. itinerary versi final nya malah baru pas keesokan harinya saat driver mobil rental menyarankan sambil kami menuju ke destinasi pertama kami, dan terus berevolusi dinamis di beberapa hari berikutnya.

Begini kira2 akhirnya itinerary final kami selama 1 minggu di Lombok:

Hari 1; Pesawat GA Cengkareng – BIL mendarat 14.30, check in Aston Mataram, renang sore hotel

Hari 2 Kerajinan songket, Desa Sade, Pantai Tanjung An, Pantai Kuta, Pantai Mawun

Hari 3 Air terjun Sendang Gile, Air Terjun Tiu Kelep, sightseeing Pantai Sengigi

Hari 4 Renang pagi, OJI art shop di Banyumulek, Taman Narmada, renang sore

Hari 5 Gili Trawangan

Hari 6 Check out Aston, Check in Novotel Mandalika

Hari 7 Check out, Pesawat GA Jam 14.30 BIL – Cengkareng

Family Kuta Lombok

have been here..

Sebenarnya ada hal yang bisa dimampatkan, misal beberapa obyek yang kami kunjungi hari ke-2 bisa kami kunjungi saat perjalanan dari kota Mataram ke Novotel Mandalika yang melewati Desa Sade dan Pantai Kuta. Namun karena pertimbangan2 tertentu bahwa di Mandalika sendiri harus puas maksimal (baca: rate hotel lumayan mahal), maka kami memisahkannya.

Pun kalau mau dipersingkat menjadi hanya 5 hari pun masih bisa mendapatkan minimal seperti yang kami dapatkan diatas. Bahkan bisa ditambah obyek nya. Kembali ke anda, apakah oke dengan model wisata in rush atau agak santai. Plus mempertimbangkan kondisi rombongan nya (misal keluarga dengan anak kecil).

Di tulisan selanjutnya, kami akan share beberapa catatan2 lain selama wisata di Lombok sesuai dengan itinerary diatas. Enjoy..!

Skenario Stonehenge

Perjalanan kami kali ini adalah mengunjungi kembali kota London. Kami harus ke KBRI untuk mengurus pembuatan passport Aidan.  Tapi mengingat Safa masih libur sekolah, kami memutuskan untuk berjalan-jalan ke kota lain selain London. Kami memilih Oxford, Salisbury dan Cardiff untuk dimasukkan dalam itinerary perjalanan kami. Ini adalah sepenggal kisah kami di Kota Salisbury, kota dimana batu-batu ‘Stonehenge’ berdiri tegak.

Hari minggu tanggal 26 juli 2015 dari Victoria Coach Station London kami naik Bis National Express menuju Salisbury. Bis melaju pukul 11.30 dan tiba di Salisbury jam 14.30. Selama perjalanan dari London hingga Salisbury bis kami diguyur hujan. Meski demikian, Alhamdulillah kami tiba di tujuan dengan selamat.

Dari pemberhentian Bis National Express, kami berjalan kaki menuju stasiun kereta Salisbury. Berbekal google map kami menyusuri kota kecil Salisbury (padahal cuma nyari stasiun, gak nyusur sekota..hehe). Rencananya begitu sampai di stasiun kami akan hop on tour bus ke Stonehenge jam 3 sore, ternyata driver tour busnya bilang kalo hari ini Stonehenge gak beroperasi karena lagi ‘no power’, mungkin semacam gangguan jaringan listrik. Sempat kecewa karena kami sengaja mampir ke Salisbury dalam rute perjalanan menuju Cardiff demi melihat batu Stonehenge. Tapi manusia hanya bisa berencana, Allah jua yang menentukan.

Sambil menunggu kereta menuju Cardiff jam 18.28, kami duduk di peron stasiun. Mas Trian jalan-jalan dulu cari point of interest lain yang masih memungkinkan untuk kami kunjungi. Hanya satu point of interest di dekat stasiun, yaitu cathedral. Agak males juga keluar lagi dari stasiun, karena selain hujan, tempat wisata terdekat ‘hanya’ cathedral. Akhirnya kami memilih duduk saja di peron stasiun sambil makan snack dan menunggu ilham mau ngapain lagi sampai kereta datang…hehe.

10 menit sebelum jarum pendek hinggap di pukul 4 sore, kami dikejutkan dengan kedatangan seorang bapak berseragam. “Do you still want to go to Stonehenge? It’s open now”.. Bapak petugas itu ternyata adalah driver tour bus stonehenge. Dia memberi tahu kalau Stonehenge sudah buka lagi, the power is back..hihi. Masha Allah, rencana Allah memang diluar dugaan manusia.. “Alhamdulillah masih dikasih kesempatan melihat stonehenge”, batin kami.

bus tour stonehenge

Bis menuju stonehenge berangkat jam 4 sore (rencananya kami naik bus jam 3). Waktu tempuh menuju monumen adalah 30 menit. Biaya perjalanan pulang pergi sekaligus tiket masuk menuju stonehenge adalah £27 untuk adult dan Safa karena masih 5 tahun ticketnya gratis, jadi total biaya adalah £54. Oya, harga tersebut sudah termasuk tiket masuk ke Old Sarum. Sesampainya di pemberhentian tour bus, kami lalu berjalan menuju visitor centre dan mengambil 2 buah audio tour berbahasa inggris. Setelah itu kami berjalan ke jalur antrian untuk naik shuttle bus yang akan mengantarkan kami menuju monumen. Jarak dari visitor centre ke monumen adalah sekitar 2 km. Alhamdulillah cuaca kembali cerah seakan akan langit tahu kami sudah tiba di stonehenge.. Terimakasih ya Allah.

Stonehenge adalah monumen batu-batu raksasa yang terletak di Wiltshire, 13 km dari Salisbury, UK. Monumen ini berbentuk lingkaran dengan diameter kurang lebih 90 meter. Teori tentang asal muasal batu, cara mengangkutnya serta tujuan didirikannya masih dalam perdebatan hingga sekarang.

IMG_20150726_165741

IMG_2039

Bagi kami Stonehenge adalah pemandangan yang menakjubkan karena dengan menyaksikannya kami jadi berkhayal tentang bagaimana kehidupan manusia pada zaman sebelum masehi. Bagaimana caranya mereka bisa meletakkan batu yang beratnya hampir 2 ton itu di atas batu yang berdiri. Yang menarik lagi adalah pemandangan di sekelilingnya yaitu hamparan padang hijau yang luas dan rapi. Banyak turis yang datang saat itu. Kebanyakan berasal dari China.

IMG_2031

Kami hanya punya waktu sampai jam 17.30 untuk melihat monumen Stonehenge karena bis yang akan kembali ke Salisbury depart jam 17.43. Tentu saja kami sudah memperkirakan waktu untuk kembali ke visitor centre lalu hunting souvenir di shop nya lalu menuju tour bus station.

fridge magnet

Bus sampai di stasiun kereta Salisbury pukul 18.14, agak mepet dengan jadwal kereta kami menuju Cardiff yaitu jam 18.28. Tapi lebih mepet lagi untuk turis india sekeluarga yang jadwal keretanya adalah jam 18.20. Ditambah di bis dalam perjalanan pulang ada turis China yang ‘menghambat’ karena mengganggu supir dengan bertanya-tanya kenapa kita gak ke Old Sarum. Padahal di brosur yang dikasih driver waktu kita bayar tiket sudah jelas tertulis jam per jam kunjungan ke Old Sarum, yang kita skip karena waktunya mepet. Salahnya driver juga sih gak ngasih info ke penumpang kalo bis sudah sampai di Old Sarum waktu itu. Bagi anda yang akan berjalan-jalan ke Salisbury (Stonehenge – Old Sarum – Cathedral) dengan menggunakan tour bus, perhatikan rute dan timetable bus. Jangan sampai objek yang ingin anda kunjungi terlewat karena terlalu mengandalkan informasi dari supir bus seperti turis china diatas.

Jam 18.28 waktu Salisbury, kereta menuju Cardiff tiba. Kami duduk di kursi yang sudah dipesan dengan rasa syukur dan hati gembira. Bagaimana tidak? Berawal dari kekecewaan karena tragedi ‘no power’ kemudian 10 menit sebelum bus berangkat kami dikabari kalo Stonehenge sudah beroperasi kembali, lalu sesampainya di Stonehenge langit yang kelabu dan hujan berganti cerah dan hangat. Sesudah itu dalam ‘kemepetan’ waktu kami bisa sampai di stasiun tepat waktu. Ah skenario Allah begitu indah bukan? Alhamdulillah..

Merencanakan Eurotrip

Eurotrip Merencanakan Eurotrip atau perjalanan ke Eropa adalah sebuah tantangan tersendiri. Keinginan untuk menjelajah sebanyak-banyaknya negara harus dibatasi dengan banyak hal, mulai dari waktu, fisik dan fokus destinasi yang dicari. Tantangan ini bahkan sebelum mulai mengajukan visa, karena saat pengajuan visa kita setidaknya sudah ada itinerary yang ingin dijalani.

Nah.. itinerary ini pun harus cukup masuk akal, berapa lama tinggal di suatu kota/negara, dimana akan tinggal dan bagaimana transportasi menuju kesana. Karena berapa lama tinggal akan berpengaruh ke negara mana yang akan kita ajukan untuk aplikasi visa schengen nya (negara terlama atau negara akses masuk/keluar). Visa schengen memang menjanjikan jelajah Eropa (daratan) tanpa batas, namun perlu ada strategi menyusun itinerary untuk aplikasi visa tersebut.

Pengalaman kami menjelajah Eropa 4 – 22 April 2015 lalu (18 hari), itinerary sudah mulai kami susun Januari 2015, karena visa akan diajukan di Februari 2015. Membutuhkan 2-3 minggu persetujuan visa, sehingga setidaknya 2-3 minggu sebelum perjalanan keputusan visa sudah didapat.  Karena bisa jadi visa tidak disetujui, maka langkah taktis pembatalan tiket masih lebih dari 7 hari sebelumnya sehingga meminimkan resiko tiket hangus (no refund).

Kami sampai harus membuat 3 kali revisi itinerary karena terlalu ambisius di 2 itinenary awal. Teman kami yang sudah pengalaman Eurotrip dan tinggal di Eropa memberikan masukan dan membuat kami harus merevisi tersebut.Standar negara Eropa yang akan kami kunjungi: Belanda, Perancis, Spanyol, Italia, Austria, Ceko dan Jerman.

Itinerary pertama masih memasukan Turki sebagai salah satu tujuan, dan beberapa kota di tiap negaranya yang membuat tidak realistis untuk dijalani. Misalnya di Belanda masih ingin pergi ke beberapa kota seperti Delft dan Rotterdam, sedangkan di Turki selama 3 hari. Artinya negara-negara lain hanya maksimal 2 hari, sedangkan di Spanyol banyak yang ingin dijelajahi.

Itinerary kedua, sudah tidak memasukan Turki tapi masih sedikit ambisius karena beberapa kota hanya 1 malam, masih ada Munich dan Hamburg, Prague hanya 1 malam, dan terdapat 2 overnight train. Bermalam di kereta bukan masalah sebenarnya, namun kami sendiri baru membeli Eurail Global Pass dan belum memesan seat kereta tersebut. Akhirnya,  itinerary kedua inilah yang kami ajukan untuk aplikasi visa ke Kedubes Belanda meskipun teman tersebut masih ‘protes’ atas itinerary tersebut.

Kesalahan kami adalah kami menunggu melakukan reservasi seat kereta setelah visa disetujui, dimana sebaiknya reservasi seat tersebut bisa dilakukan pararel dengan aplikasi visa. Lalu gimana nanti kalau visa tidak disetujui? Ituah mengapa harus cukup jauh hari untuk melakukan pembatalan, mungkin tidak 100% refund tapi setidaknya tidak hangus semuanya.

Akhirnya setelah visa disetujui, kami harus melakukan revisi itinerary lagi karena kami kehabisan seat train dari Barcelona ke Milan, setelah overnight train dari Granada ke Barcelona. Perubahan dilakukan dengan memesan pesawat terbang dari Madrid ke Roma, dimana sebelumnya Madrid tidak masuk dalam itinerary. Artinya kami harus tambah 1 malam di Madrid, sebagai pengganti overnight train tersebut.

Itinerary ketiga inilah yang akhirnya kami jalani selama Eurotrip 18 hari tersebut, mulai dari Aberdeen, UK ke Eropa daratan.

Hari 0 Perjalanan dari Aberdeen ke Glasgow, terbang ke Schiphol Amsterdam

Hari 1 Keukenhof and Amsterdam

Hari 2 Volendam and The Hague

Hari 3 Perjalanan ke Paris

Hari 4 Paris full day

Hari 5 Perjalanan Paris ke Barcelona, stopover Perpignan

Hari 6 Perjalanan Barcelona ke Granada, stopover Cordoba

Hari 7 Granada full day

Hari 8 Granada, perjalanan Granada ke Madrid

Hari 9 Madrid, terbang dari Madrid ke Rome

Hari 10 Roma full day

Hari 11 Perjalanan Rome ke Milan, stopover Pisa

Hari 12 Perjalanan Milan ke Vienna, stopover Zurich

Hari 13 Vienna full day

Hari 14 Vienna, daytrip Vienna ke Bratislava, perjalanan Vienna ke Prague

hari 15 Prague full day

Hari 16 Perjalanan Prague ke Hamburg

Hari 17 Hamburg full day

Hari 18 Perjalanan Hamburg ke Schiphol, terbang ke Glasgow, kembali ke Aberdeen

Oiya, pertimbangan vital saat menyusun itinerary adalah kami adalah keluarga dengan ibu hamil 26 – 29 bulan dan anak perempuan 5 tahun. Sehingga menyusun itinerary sedikit lebih menantang daripada hanya single traveler atau family traveler biasa.

Seperti apa peta perjalanan kami? Berikut ini dua traveler maps yang menggambarkan pola melingkar perjalanan kami di Eropa daratan.

Capture

MapLink: traveler map Eurotrip

Apakah kami puas? Well, manusia memang sering minta yang lebih. Total 18 hari, 18 kota dan 9 negara buat kami adalah pengalaman yang luar biasa. Meskipun ada beberapa hal yang diluar skenario, namun banyak pelajaran yang bisa kami ambil. Kuncinya di perencanaan, dan Alhamdulillah.. lebih dari 80% yang kami rencanakan sesuai kenyataan. Sedangkan sisanya adalah pelajaran lapangan yang akan jadi bagian cerita selanjutnya. 🙂

Selamat menyusun rencana Eurotrip!