Triandika Weblog Rotating Header Image

Family

Family Weekend: Kuala Lumpur 2017

Dalam rangka mengomptimalkan Aidan yang belum 2 tahun dan sudah punya passport dari UK, maka bulan May 2017 kami sekeluarga short weekend trip ke KL. Berangkat Jum’at after office hours, dan kembali Selasa siang.

Pertimbangan mengapa KL selain kami sudah pernah kesana sekeluarga, juga karena tiket pesawat KLM bisa dapat murah 900 ribuan pp dari Jakarta – KL, beli nya pun hanya sekitar 3 minggu sebelum berangkat. Pesawat KLM transit KL ini bertujuan ke Amsterdam, beberapa kali dipakai ketika masih tinggal di Aberdeen untuk pulang ke Indonesia.

Menginap total 4 malam, kami bagi menjadi 2 malam di hotel Ibis Budget tanpa swimming pool dan bukan di city center tapi sangat dekat akses MRT. Lalu 2 malam Hotel di Bukit Bintang dengan swimming pool dengan harga yang relatif wajar.

Pesawat KLM berangkat dari Jakarta sekitar pukul 19, sampai di KLIA sudah cukup malam sekitar jam 22 waktu Malaysia. Segala hal imigrasi dan taksi, kami bisa check di hotel lewat tengah malam.

Sabtu keesokan hari nya, kami yang rencana akan jalan ke Genting batal, karena salah lokasi berangkat Bus ke Genting. Sempat berpikir Jalan ke Malaka pun tidak jadi, meskipun sudah di Terminal Bersepadu Selatan (TBS). Dan akhirnya hanya jalan di sekitar Masjid Negara, taman kupu-kupu (butterfly park) dan taman KLCC.

Minggu nya, baru kami ke Genting dengan jalan ke Pudu Raya untuk beli tiket Bus ke Genting pulang pergi (sebaiknya beli tiket pulang pergi untuk lebih pasti, terutama jika weekend yang padat penumpang sore balik ke KL nya). Genting sedang banyak pembangunan, sudah sangat berbeda dari 5 tahun lalu kami kesini.

Dengan cable car yang baru (lebih besar dan sedikit lebih panjang rute nya), serta mall yang besar menjadi tujuan akhir di Genting Highland nya. Praktis, kami hanya jalan2 di mall saja karena indoor ataupun outdoor playground nya belum selesai (hanya ada beberapa indoor playland yang kurang menarik).

Senin adalah agenda jalan-jalan di kota KL start dari Bukit Bintang dengan naik free bus Rapid KL. Ke Lapangan Merdeka, makan siang di pasar Medan Tuanku, jalan-jalan di sekitaran Bukit Bintang, ditutup dengan makan malam lalu menikmati water fountain dancing di KLCC yang cukup menawan.

Selasa pagi, menikmati berenang di hotel. Siang sebelum check out jalan belanja di Sunga Wang Plaza. Pesawat KLM terbang dari KLIA sekitar jam 14, sampai di Soekarno Hatta jam 17 an. Dengan 900an ribu pulang pergi dengan KLM, menurut kami ini weekend getaway yang cukup lumayan ke KL.

Weekend: Daytrip Wisata Ternak di Banten

Perjalanan ke Banten sekitar 4 tahun lalu lebih ke jalan-jalan menikmati pantai Banten. Sekarang kami melakukan daytrip di hari sabtu dengan tujuan untuk melihat beberapa peternakan terpadu di sekitar Cilegon, Banten. Satu dan lain hal karena kami ikut ambil bagian dalam investasi penggemukan ternak untuk persiapan hewan kurban 2017 :).

Pagi sebelum jam 7 kami meluncur dari Depok menuju ke Tol Jakarta-Merak, tempat janjian ketemuan dengan dua rekan kantor dan keluarga nya yang sama-sama investasi di proyek penggemukan itu.

Tujuan pertama di Jawara Banten Farm yang dikelola oleh seorang teman yang pernah muncul di Kick Andy yaitu, Nur Agis Aulia. Sayangnya Agis nya tidak datang, jadinya kami hanya berkeliling peternakan terpadu nya. Ada kandang kambing, domba, sapi, kelinci lalu kolam ikan, sayuran tanah, hidroponik dll nya.

Kandang Ternak

Kandang Ternak

Tidak lupa ada aula yang dijadikan sebagai ruang tamu apabila ada kunjungan dari pemerintah, pemuda dan anak-anak sekolah sebagai tempat pelatihan dan laboratorium peternakan terpadu. Saya jamin ketika anda kesini, maka anda akan jatuh cinta tentang konsep terpadu yang diusung Mas Agis, lulusan UGM dan salah satu juara pemuda pelopor nasional 2016 ini.

Di Jawara Banten Farm

Di Jawara Banten Farm

Kandang berikutnya tidak jauh dari sana, fokus ke penggemukan kambing dan domba, terutama pemulihan ketika hewan baru datang dari Jawa Tengah.

Setelah cukup kami melanjutkan ke kandang ketiga sekaligus kandang terakhir kunjungan kami, pemandu dari Ternaknesia menyebutnya ini kandang yang paling bagus karena sudah menjadi agrowisata resmi, yang dikenal dengan Vila Ternak Cikerai, yang juga dikelola oleh seorang teman, Mas Hari Bowo lulusan IPB.

Di kawasan Vila Ternak ini dibuat tematik, ada Sapi, Kambing dan Domba, Ikan, Kelinci, Ayam, Burung, perkebunan dll. Terdapat beberapa saung diantara kandang-kandang tersebut.

Respon dari pengunjung terutama keluarga dengan anak-anak sangat baik meskipun baru dibuka mulai Januari 2017, terutama saat weekend atau jika ada tour anak TK.  Disini anak-anak mencoba didekatkan kembali tentang pertanian dan peternakan dimana ini mulai hilang karena pengaruh gadget dan televisi.

Vila Ternak Cikerai

Vila Ternak Cikerai

Untuk masuk ke kawasan, normalnya dikenakan tiket masuk. Tapi karena kami berteman (hehe), jadinya kami diperbolehkan masuk hehe. Vila Ternak ini juga menawarkan makan siang yang cukup terjangkau dan enak di saung-saung nya. Terbukti banyak keluarga dan anak muda makan siang bahkan sambil rapat di di Vila Ternak ini.

Maksi di Vila Ternak

Maksi di Vila Ternak

Jam 2 siang, kami meluncur pulang kembali ke Jakarta dan Depok. Sebenarnya hanya sekitar 25 menit dari Vila Ternak melalui jalan ring road ke kawasan pantai Anyer atau Hotel Marbela Anyer atau menara pengawasan Anyer.

Namun karena rasanya sudah pengin pulang jadinya kami langsung pulang. Oiya, mampir dulu makan duren di depan pom bensin kota Cilegon sebelum perempatan PCM ke Tol Cilegon Timur. Lumayan rasa dan harga nya sesuai, sampai dibawa pulang hehe.

Semoga ke depan, profil anak-anak muda seperti Mas Agis dan Mas Bowo ini yang ikut memajukan pertanian dan peternakan yang modern seluruh Indonesia. Sebagai bentuk dukungan, anda bisa ajak keluarga atau teman berkunjung kesana, yang mungkin dilanjutkan menikmati pantai Banten.

Selamat ber-eduwisata dan berlibur :).

Tips & Trick Lombok: Hotel, Kendaraan dan Oleh-oleh

Ini adalah bagian terakhir tulisan kami liburan ke Lombok tahun ini. Menurut kami, beberapa tips dan trick ini bisa digunakan untuk yang ingin liburan ke Lombok terutama family travellers, meskipun beberapa bisa digunakan oleh para backpackers.

  1. Memilih hotel

Kami lebih memilih di kota karena lebih mudah mencari makan, oleh-oleh dsb. Ketika di Mandalika akhirnya kami memutuskan 1 malam, awalnya kami mempertimbangan 2 malam disana (harga mahal gapapa lah sekali-kali hehe). Tapi setelah kami browsing tidak mendapati ‘warung’ di sekitar sana, dan benar belakangan kami tahu jika ingin makan non hotel maka harus sewa motor (ada di Novotel) untuk ke kawasan Kuta. Jadi kalau hanya 1 malam dan tidak makan hotel kan bisa bekal dulu sebelum menginap disana hehe.

Tentu membandingkan antara minimal 3 websites hotel adalah cara yang terbaik: Booking, Hotels dan website hotel itu sendiri. Di Novotel kami pakai web hotel langsung, plus sebagai pemegang loyalty card :D.

Kasus di Aston pada waktu kami menginap 3 malam pertama, harga Hotels adalah yang terbaik (plus ada loyalty  program yang lebih jelas). Sempat di malam keempat, kami pakai website hotel karena terlihat lebih murah. Eh ternyata anak diatas 5 tahun breakfast bayar sendiri (terpaksa  ayahnya ga ikut sarapan pagi hehe). Akhirnya malam kelima, pakai Hotels lagi dan sarapan sudah dihitung 2 dewasa 1 anak dengan harga yang lebih murah dari web hotel. hehe

Oiya, jangan lupa mempertimbangkan lokasi Laundry kiloan di luar hotel. Wisata lebih dari 3 hari dengan anak-anak di daerah tropis tentu perlu laundry, dan pasti akan mahal kalau di hotel. Nah.. kalau di kota tentu lebih mudah mencari laundry kiloan yang bisa dijangkau dengan jalan kaki +/- 10 menit. Lumayan buat olahraga :).

  1. Memilih kendaraan

Dari seluruh itinerary Lombok, kami hanya sewa 1 mobil full day selama 2 hari saja (hari kedua beach tour dan hari ketiga mountain tour). Sisa nya sifatnya drop off (one way) yang lebih murah. Artinya, itinerary harus dibuat sedemikian rupa sehingga pemakaian mobil efektif.

Misal, kalau mau nyebrang ke Gili dan pasti hampir seharian disana, ya.. tidak perlu nyewa mobil seharian Rp 500 rb/hari (Jam 8 – 20). Cukup one way mobil Hotel ke Bangsal 150rb, plus balik lagi 150rb (nego mampir tempat oleh-oleh dulu), jadi total 300 rb. Begitu juga kalau dari Kota ke Kuta (150rb) atau Mandalika (200rb). Harga2 sekitar itu lah.. City tour juga bisa pakai Taksi, ada Blue Bird disana yang bisa install apikasi Android untuk tahu perkiraan harga fare nya. Lumayan jadi efektif dan efisien. 🙂

  1. Oleh-oleh

Kami dinasihati untuk tidak membeli oleh-oleh di jalanan maksudnya yang ditawarkan oleh orang-orang, yang di toko atau counter karena kualitas lebih terjamin.  Satu lagi, tidak di toko2 kawasan jalan2 tempat wisata, jadi agak menjauh dari tempat wisata di daerah kota. Oleh-oleh baik perhiasan (mutiara), makanan atau kaos. Kecuali kaos Sasaku yang brand lokal Lombok yang terkenal dan kreatif (seperti Dagadu Jogja) yang memang standard adanya di Kota Mataram dan daerah Senggigi.

  1. Maskapai

Untuk pesawat, mau Garuda atau yang lain disesuaikan dengan budget dan timing nya. Kami dapat Garuda tiket dewasa sekitar 1.3 Jt (kelas L) Jakarta – Lombok pp menurut saudara kami murah. One way non-Garuda normal nya 600-700 ribu, Garuda one way 800-900 rb. Kalau lebih murah dari patokan itu, artinya sedang promo.

Enjoy Lombok :)

Enjoy Lombok 🙂

Selesai, semoga tulisan tentang liburan Lombok ini bermanfaat. Enjoy! 🙂

City Tour Lombok: Narmada dan OJI art shop

Setelah beach tour dan mountain tour, ada baiknya anda juga menikmati kota Mataram. Kami ‘hanya’ berkesempatan mengunjungi dua tujuan wisata di Kota Mataram yakni Taman Narmada dan OJI Art Shop di Desa Lelede, Banyumulek.

Narmada adalah nama yang sangat familiar ketika anda berkunjung ke Lombok, karena semua air botol mineral di hotel maupun di jalanan didominasi oleh Merk Narmada, sebuah air kemasan produk lokal. Bagus, katanya mereka cinta produk lokal (semoga saja saham nya ujung-ujung nya tidak dimiliki oleh ‘pemain’ yang sama hehe).

Narmada

Rumah Pengamatan di Narmada

Taman Narmada dulu nya merupakan sebuah taman kerajaan, lebih khusus lagi adalah tempat para putri mandi menggunakan air sumber dari gunung yang muncul di teman tersebut. Terdapat balai dari ketinggian untuk tempat Raja melihat para putri nya mandi di kolam pemandian. Unsur-unsur sakral terutama bagi penganut Hindu masih ada, misal nya masuk ke bangunan tempat muncul nya mata air tersebut harus memakai sarung tertentu.

Rumah Mata Air Narmada

Rumah Mata Air Narmada

Selain pemandian zaman dulu yang sekarang menjadi semacam kolam ikan, terdapat kolam renang modern dengan harga yang sangat terjangkau. Air nya dingin masih alami karena dari dari gunung. Tedapat juga tempat ibadah Hindu yang masih aktif digunakan hingga sekarang.

Secara umum taman Narmada sangat sejuk, dengan sentuhan bangunan2 tradisional yang masih terjaga. Bagi pengunjung bukan asli lokal, sebaiknya tidak perlu menerima tawaran guide karena semua keterangan bisa dibaca di papan di depan lokasi bangunan. Kami makan siang sate khas Lombok dengan lontong dan daging campur jerohan.

Sebelum ke Narmada, kami sebenarnya mampir ke Art Shop AJI di Desa Banyumulek, cukup dekat jalan by pass Kota Mataram dari dan ke Airport. Di desa ini banyak yang membuat kerajinan tangan berbasis tanah liat. Art shop ini selain menampung dan memasarkan hasil kerajian, juga menjadi showcase membuat kerajinan dari tanah liat tersebut. Tanpa mesin, tanpa cetakan, dan alat diputar dengan tangan duduk di bangku bawah (bukan duduk pakai kursi di meja).

OJI Art Shop Banyumulek

OJI Art Shop Banyumulek

Parkir nya luas, kerajinan nya juga sangat bagus-bagus, kualitas ekspor. Katanya akhir 2016 mereka kemarin ekspor ke Spanyol, sebelumnya ke USA dan beberapa negara Eropa lain nya. Ukuran dan harga juga beragam dan menurut kami sangat value for money. Alhamdulillah.. kami mendapat hadiah dari keluarga di Lombok beberapa kerajinan tersebut :).

Kerajinan Keramik Lombok

Kerajinan Keramik Lombok

Sangat layak untuk di kunjungi, terutama bagi yang ingin mendapat souvenir keramik tanah liat khas Lombok.

Mountain Tour Lombok: Menikmati Kaki Rinjani

Selain Beach Tour, Lombok juga menawarkan Mountain Tour yang tidak kalah menawan. Pesona nya terpusat di Gunung Rinjani 3,726 m dpl, dimana merupakan gunung tertinggi kedua di Indonesia setelah Jayawijaya. Pendakian Rinjani tentu kurang cocok untuk keluarga dengan anak kecil seperti kami. Jadi kami memilih 1 hari khusus untuk menikmati kaki Rinjani. Nah.. di kaki Rinjani ini lah, kita bisa menikmati beberapa obyek wisata yang menarik, yakni air terjun.

Tujuan kami Air Terjun Sindang Gile dan Air Terjun Tiu Kelep yang berdekatan lokasi nya. Keduanya terletak di Lombok Timur, sekitar 3 jam mobil dari Mataram. Untuk berangkat kami memilih melewati hutan Pusuk yang banyak monyet di pinggir jalan. Sedangkan pulangnya sore hari menyusur jalan pantai Sengigi ke Mataram yang sedikit lebih jauh dari opsi berangkat.

Lebih baik berangkat cukup pagi, sehingga makan siang tidak terlalu terlambat setelah menjelajah Sindang Gile dan Tiu Kelep (Tiu adalah air terjun dalam bahasa Lombok). Kita akan sampai di Senaru, desa yang menjadi start pendakian ke Rinjani.

Di area wisata ini, wisatawan non lokal ‘diwajibkan’ menggunakan guide lokal, dengan tariff 70rb per dewasa termasuk tiket wisata (tiket nya saja Cuma 5 ribu kalau ga salah). Lumayan juga karena kami dianggap bertiga jadi 210 ribu. Guide ini bisa membawakan tas kita dan bahkan nantinya untuk menyeberangkan anak kita jika kita sulit menyeberang di sela-sela batu di air terjun. Dan tentu saja sebagai juru foto kami hehe.

Gerbang Tiu di Senaru

Gerbang Tiu di Senaru

Dari gerbang wisata Senaru, perlu jalan kaki sekitar 15 menit untuk sampai ke Sindang Gile.  Jalanan pedestrian rapi dengan jalur menurun. Karena perjalanan akan dilanjutkan ke Tiu Kelep, maka kami tidak mandi dulu di Sindang Gile.

at Sendang Gile

at Sendang Gile

Setelah puas foto-foto di Sindang Gile, kami melanjutkan perjalanan ke Tiu Kelep. Melanjutkan jalan kaki di jalur pedestrian yang sebagian besar masih alami belum ditata, dengan kontur datar dan menyeberang beberapa sungai kecil. Tidak lupa di beberapa spots sepanjang jalan, kami mengambil foto yang oke. Plus mumpung ada guide jadi harus dimanfaatkan sebagai juru foto hehe.

Setelah sekitar 25 menit jalan kaki dari Sindang Gil eke Tiu Kelep dengan kiri kanan hutan, kami mulai sampai di Tiu Kelep. Kalau Sindang Gile air terjun nya bagus, di Tiu Kelep bisa dikatakan lebih Indah dari Sindang Gile. Sangat eksotis. Tidak heran lebih dari setengah pengunjung disini adalah turis mancanegara, yang paling banyak tentu dari Australia.

Jam sudah mendekati 12, untung saja kami membawa makan roti dari sarapan hotel. Jadi lumayan bisa diganjal dulu perutnya. Setelah cukup ngemil, waktunya mandi disana. Inilah yang cukup menantang karena harus melewati batu-batu cukup terjal dan licin menuju mulut air terjun nya. Guide membantu menggendong Aidan karena lebih pengalaman tentang jalur aman nya. Dan setelahnya, kami mandi menikmati segar nya Tiu Kelep.

Segaaar... Tiu Kelep

Segaaar… Tiu Kelep

Tantangan selanjutnya adalah kembali ke parkir mobil dari Tiu Kelep. Dengan menyusur jalan semula yang menanjak, yang sebelumnya memotong jalan melewati saluran air buatan zaman Jepang, kami sampai kembali ke lokasi mobil. Beberes mandi ganti baju dan sholat, late lunch baru bisa jam 3. Karena kami juga bertanya2 tentang tour Rinjani, maka sambil makan itulah kami dijelaskan dan diberikan kenangan harga tour Rinjani paket berikut. Sangat menarik.. untuk kita2 yang tidak mau repot ini hehe.

Biaya Paket Rinjani

Biaya Paket Rinjani

Perjananan sekitar 1.5 jam dari Senaru sampai di kawasan Sengigi untuk mengambil beberapa foto di beberapa spots dari atas Sengigi dimulai dari simpang Malaka dan beberapa lainnya.

Senggigi dari Atas

Senggigi dari Atas

Kurang dari jam 8 malam kami sudah tiba kembali ke Hotel. Mudah-mudahan bisa naik ke Rinjani setidaknya suatu hari nanti, insyaAllah.