Triandika Weblog Rotating Header Image

Abroad

Driving di Sekitar Aberdeen

Di masa-masa akhir tinggal di Aberdeen, kami memutuskan untuk lebih sering rental mobil untuk memanfaatkan setahun grace period SIM Indonesia di UK. Banyak sekali rencana yang ingin dilakukan, misalnya agenda sisa winter di Inverness yang belum tuntas, menjelajah sisi barat Scotland Isle of Skye, dan kota-kota eksotis Scotland lainnya.

Dengan pertimbangan matang (cost, cost, dan waktu hehe) termasuk keberadaan Aidan yang kurang 2 bulan, akhirnya kami memilih satu long weekend untuk ke Queen’s View, Dundee, St Andrews dan Stirling plus tidak lupa belanja ke Car Boot Sale Thainstone. Semuanya total 3 hari 2 malam, dimana kami selalu kembali lagi ke Aberdeen untuk tidur di flat demi simple daripada beberes boyongan di penginapan (dan jauh lebih murah pastinya hehe).

Agenda hari 1: Thainstone – St Andrews – Dundee

Penyusunan itinerary nya sangat menyesuaikan dengan lokasi. Thainstone hanya 30 menit menyetir mobil dari flat kami ke arah Inverness di awal pagi hari sekitar jam 6.30 dari flat. Total dalam setahun kami sudah kesana 1x naik bus, 3 kali naik mobil saking suka lihat dan beli used things, apalagi saat-saat mau pulang kalap dengan buku-buku anak dan souvenirs :D.

Dari Thainstone jam 10 langsung meluncur ke St Andrews via Dundee dimana jam 13-an sudah sampai disana. Makan siang fish and chips yang konon paling enak di St Andrews (atau se-Scotland, bersaing dengan yang di Stonehaven). St Andrews ini kota romantis di coastal dimana University of St Andrews salah satu tertua di UK setelah Oxford. Dan pastinya, Pangeran William dan Kate Middleton juga kuliah disana, sampai ada coffee shop yang menulis where Prince William and Kate met here.. 🙂

Oiya, di St Andrews cukup parkir mobil sekali dan selanjutnya lebih enak jalan kaki. Kebetulan hari minggu waktu itu, jadi free park di jalan. Kalau tidak minggu, jangan lupa untuk membayar parkir dulu di parking machine dengan durasi selama kita parkir sebelum meninggalkan mobil.

Dari St Andrews sekitar jam 16, cukup 30 menit ke Dundee yang juga mengarah ke Aberdeen. Kami mampir ke rumah teman yang berpasangan mengambil S3 disana. Dari Dundee jam 19, cukup 2 jam kurang sebelum jam 21 sudah sampai lagi di Flat kami. Dan karena September maghrib baru sekitar jam 20 di Aberdeen, maka belum terlalu gelap perjalanan kami itu. Dan yang pasti Safa dan Aidan cukup nyaman sering terlelap sepanjang perjalanan dengan booster dan baby car seat nya.

Agenda hari 2: Queen’s View – Stirling

Kami berangkat sekitar jam 8 dari rumah dan ternyata ini terlalu siang. Queen’s view ini cukup jauh sekali sekitar 4 jam dari Aberdeen juga via Dundee (tanpa macet rata-rata kecepatan diluar kota 50-70 mph). Sehingga begitu sampai kami makan siang dulu, baru kemudian foto-foto disana. A worth-to-visit destination!

Dari Queen’s view ke Stirling, sekitar 2 jam dimana kami baru masuk area Castle Stirling jam 16 (bayar parkir mobil GBP 15, padahal jam 16.30 nya sudah free pfiuh..). Castle last entry jam 17, tapi seperti biasa bukan karena itu kami tidak masuk, tapi karena bayar cukup mahal buat kami hehe.

Akhirnya cukup membeli magnet di store nya, dan foto-foto. Safa sendiri sempat main scooter (dan jatuh hehe) di depan Stirling Castle. Stirling Castle ini salah satu dari castle terbaik di Scotland, bersama Edinburg Castle. Sayangnya, lagi-lagi kami cukup berfoto di depan kedua castle tersebut. Satu-satunya castle yang kami masuk, yakni Dunnottar Castle di Stonehaven, Aberdeenshire.

Karena jam 20 mobil harus dikembalikan (2 x 24 hours rental), maka jam 17 kami harus segera meningggalkan area Stirling Castle (see.. mepet banget jadi ga sempat masuk juga hehe). Alhamdulillah kami sampai jam 19.30 di Aberdeen dan tepat jam 20 mobil sudah dikembalikan di area Aberdeen Airport.

Seru driving di Scotland, dimana beberapa lokasi memang harus driving karena keterbatasan akses misalnya di Queen’s view dan St Andrews (kalau St Andrews, akses kereta sangat jauh dari city center jadi kalau tidak mobil mending bus). Dan dengan dengan keterbatasan waktu (dan cenderung lebih murah jadinya), opsi driving ini harus dilakukan plus untuk pengalaman pastiinya. Lagi-lagi, strategi rental mobil harus diperhatikan.

Sewa Mobil di Aberdeen, UK

Sewa mobil adalah salah satu opsi yang harus diambil di UK karena kita harus menggunakan mobil untuk bisa sampai ke lokasi yang dituju. Selain itu, kita juga bisa lebih hemat karena ada beberapa orang serta yang lebih penting adalah lebih fleksibel dalam mengatur jadwal. Apalagi jalanan yang nyaman dan lancar adalah ‘godaan’ untuk pengalaman mengendarai mobil di UK.

Untuk mengendarai mobil di UK, Surat Izin Mengemudi (SIM) Indonesia bisa digunakan selama pengendara belum tinggal di UK lebih dari satu tahun. Meskipun SIM yang berbahasa Indonesia bisa diterima oleh beberapa renter (perusahaan penyewa mobil), namun lebih aman lagi untuk menggunakan SIM internasional yang dikeluarkan oleh Kepolisian Indonesia. SIM internasional ini tidak menggugurkan syarat satu tahun tadi, karena jika lebih dari satu tahun maka wajib menggunakan SIM UK.

Lalu, bagaimana tips menyewa mobil di UK? Well, berdasarkan pengalaman kami lebih dari tiga kali menyewa mobil ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk sewa mobil.

1. Booking online sangat disarankan, karena semua yang online lebih murah daripada offline. Tiga web teratas yang bisa dijadikan perbandingan:

www.rentalcars.com

www.carrentals.co.uk

www.economyrentals.com

Dua website teratas, kita bisa mengetahui perusahaan rental sebelum melakukan booking. Sedangkan web ketiga, setelah booking dan membayar booking fee baru bisa mengetahui renter nya. Web kedua menurut kami paling direkomendasikan karena sekaligus membandingkan beberapa web renter (termasuk web pertama) dan kita akan diarahkan ke web tersebut. Dan dalam dua sewa terakhir, saya menggunakan web kedua yang terbukti paling kompetitif.

2. Lokasi pick-up dan delivery di airport normalnya lebih murah rental rate daripada di city. Tampaknya ini karena banyak kompetisi di airport sehingga terjadi perang harga. Tapi artinya anda juga harus berhitung ongkos transport dari tempat tinggal (city) ke airport untuk pengambilan maupun pengantaran mobilnya nanti. Jangan sampai ingin berhemat tapi ternyata secara total masih murah renter di city centre.

3. Tentang daily rate yang wajar, uniknya sewa mobil ini tidak seperti pesawat yang semakin hari – H harga semakin mahal. Sistem sewa mobil lebih ke supply and demand, tergantung musim nya. Sewa jauh-jauh hari tidak menjamin dapat harga lebih murah. Dua pengalaman saya, pesan kurang dari 24 jam sebelumnya malah mendapatkan harga kurang dari £13 per hari.

4. Ada faktor insurance yang harus diperhatikan selain daily rate nya. Resiko maksimum (excess) pengendara jika terjadi kecelakaan/pencurian bertingkat-tingkat, mulai dari £1,000, £500, £100 hingga £0. Jika kita tidak mengambil insurance, normal excess adalah £1,200. Untuk mengurangi excess tersebut, dikenakan rate antara £5 – £25 per hari tergantung renter dan tingkatan excess nya. Untuk lebih nyaman dan tenang, saya cenderung memilih excess antara £100-£500 tergantung rate dari renter nya. Dan jika memungkinkan, beli insurance online karena beli insurance offline minimal harga sama atau jauh lebih mahal seperti pengalaman saya di easyrent dimana harga online £10 tapi offline £16 per hari untuk excess £500.

Ada salah satu renter yang terkenal di Aberdeen (Arnold Clark, city centre) menggunakan sistem all-in (daily rate inclusive excess £500) dengan harga yang sekitar £30 per hari. Jika menggunakan renters lain (Enterprise, Hertz, etc), harga tersebut bisa jadi terlalu mahal jika kita dapat low season, tapi juga bisa murah kalau kita di high season. Menariknya, jika melalui web ketiga diatas, harga Arnold Clark bisa lebih murah. Namun, sebaiknya menggunakan SIM Internasional jika ingin sewa di Arnold Clark.

5. Kebijakan fuel. Ada renter (contoh easyrent) yang harus membayar fuel dimuka (prepaid fuel) £30 dan kita boleh mengembalikan mobil dalam keadaan kosong. Tapi kalau kita hanya pakai sehari atau fuel tidak habis, maka ini akal-akalan renter cari untung tambahan. Sebaiknya pilih kebijakan full-to-full sehingga kita bisa nyaman mendapat dan mengembalikan mobil dalam keadaan tanki full.

6. Apakah perlu menyewa gps (sat-nav)? Jika bisa menggunakan google map, tidak perlu sat-nav dari renter karena harga sewa nya dalam hari yang lumayan. Jika tidak menggunakan Sat-Nav, waspada terhadap speed limit yang mana biasanya dicantumkan di jalan (20 mph di perumahan, 30 mph di city, 40 mph, 50 mph, dan maksimum 70 mph di highway). Mengendara aman di UK adalah yang sesuai dengan speed limit. Mengendara jauh di bawah speed limit (maksudnya hati-hati) malah tidak aman karena bisa membahayakan pengendara lain. Keuntungan sat-nav adalah kita bisa tahu posisi speed cameras dan speed limit sehingga bisa ‘menyesuaikan’ kecepatan saat melewati speed camera tersebut :).

7. Buat yang bawa anak kecil, apakah perlu menyewa baby’s/toddler’s car seat? Jika anda tidak berencana menyewa mobil karena selanjutnya akan bepergian naik pesawat setelah mengembalikan mobil ke renter di area airport, sebaiknya membeli seat khusus bayi/anak di charities shops karena harga sewa harian hampir sama atau malah lebih murah dengan harga beli plus kita bisa menggunakannya lagi nanti.

8. Apakah perlu driver cadangan? Setiap mendaftarkan driver cadangan (selain driver utama) dikenakan biaya harian juga (sekitar £10). Well, case paling buruk adalah jika terjadi kecelakaan dan driver tidak terdaftar. Namun jika aman-aman saja, gantian driver tidak akan terdetect oleh speed cameras :D.

Setelah siap semua, jika pertama kali mengendarai di UK, sebaiknya belajar singkat tentang rambu-rambu di UK. Terutama aturan di roundabout (putaran), parkir dan bus lane. Meskipun kita tidak ditilang saat itu juga, tapi camera dimana-mana yang akan mengirimkan tagihan tilang ke alamat rumah kita :). Terakhir, selalu berhati-hati dan waspada.

Skenario Stonehenge

Perjalanan kami kali ini adalah mengunjungi kembali kota London. Kami harus ke KBRI untuk mengurus pembuatan passport Aidan.  Tapi mengingat Safa masih libur sekolah, kami memutuskan untuk berjalan-jalan ke kota lain selain London. Kami memilih Oxford, Salisbury dan Cardiff untuk dimasukkan dalam itinerary perjalanan kami. Ini adalah sepenggal kisah kami di Kota Salisbury, kota dimana batu-batu ‘Stonehenge’ berdiri tegak.

Hari minggu tanggal 26 juli 2015 dari Victoria Coach Station London kami naik Bis National Express menuju Salisbury. Bis melaju pukul 11.30 dan tiba di Salisbury jam 14.30. Selama perjalanan dari London hingga Salisbury bis kami diguyur hujan. Meski demikian, Alhamdulillah kami tiba di tujuan dengan selamat.

Dari pemberhentian Bis National Express, kami berjalan kaki menuju stasiun kereta Salisbury. Berbekal google map kami menyusuri kota kecil Salisbury (padahal cuma nyari stasiun, gak nyusur sekota..hehe). Rencananya begitu sampai di stasiun kami akan hop on tour bus ke Stonehenge jam 3 sore, ternyata driver tour busnya bilang kalo hari ini Stonehenge gak beroperasi karena lagi ‘no power’, mungkin semacam gangguan jaringan listrik. Sempat kecewa karena kami sengaja mampir ke Salisbury dalam rute perjalanan menuju Cardiff demi melihat batu Stonehenge. Tapi manusia hanya bisa berencana, Allah jua yang menentukan.

Sambil menunggu kereta menuju Cardiff jam 18.28, kami duduk di peron stasiun. Mas Trian jalan-jalan dulu cari point of interest lain yang masih memungkinkan untuk kami kunjungi. Hanya satu point of interest di dekat stasiun, yaitu cathedral. Agak males juga keluar lagi dari stasiun, karena selain hujan, tempat wisata terdekat ‘hanya’ cathedral. Akhirnya kami memilih duduk saja di peron stasiun sambil makan snack dan menunggu ilham mau ngapain lagi sampai kereta datang…hehe.

10 menit sebelum jarum pendek hinggap di pukul 4 sore, kami dikejutkan dengan kedatangan seorang bapak berseragam. “Do you still want to go to Stonehenge? It’s open now”.. Bapak petugas itu ternyata adalah driver tour bus stonehenge. Dia memberi tahu kalau Stonehenge sudah buka lagi, the power is back..hihi. Masha Allah, rencana Allah memang diluar dugaan manusia.. “Alhamdulillah masih dikasih kesempatan melihat stonehenge”, batin kami.

bus tour stonehenge

Bis menuju stonehenge berangkat jam 4 sore (rencananya kami naik bus jam 3). Waktu tempuh menuju monumen adalah 30 menit. Biaya perjalanan pulang pergi sekaligus tiket masuk menuju stonehenge adalah £27 untuk adult dan Safa karena masih 5 tahun ticketnya gratis, jadi total biaya adalah £54. Oya, harga tersebut sudah termasuk tiket masuk ke Old Sarum. Sesampainya di pemberhentian tour bus, kami lalu berjalan menuju visitor centre dan mengambil 2 buah audio tour berbahasa inggris. Setelah itu kami berjalan ke jalur antrian untuk naik shuttle bus yang akan mengantarkan kami menuju monumen. Jarak dari visitor centre ke monumen adalah sekitar 2 km. Alhamdulillah cuaca kembali cerah seakan akan langit tahu kami sudah tiba di stonehenge.. Terimakasih ya Allah.

Stonehenge adalah monumen batu-batu raksasa yang terletak di Wiltshire, 13 km dari Salisbury, UK. Monumen ini berbentuk lingkaran dengan diameter kurang lebih 90 meter. Teori tentang asal muasal batu, cara mengangkutnya serta tujuan didirikannya masih dalam perdebatan hingga sekarang.

IMG_20150726_165741

IMG_2039

Bagi kami Stonehenge adalah pemandangan yang menakjubkan karena dengan menyaksikannya kami jadi berkhayal tentang bagaimana kehidupan manusia pada zaman sebelum masehi. Bagaimana caranya mereka bisa meletakkan batu yang beratnya hampir 2 ton itu di atas batu yang berdiri. Yang menarik lagi adalah pemandangan di sekelilingnya yaitu hamparan padang hijau yang luas dan rapi. Banyak turis yang datang saat itu. Kebanyakan berasal dari China.

IMG_2031

Kami hanya punya waktu sampai jam 17.30 untuk melihat monumen Stonehenge karena bis yang akan kembali ke Salisbury depart jam 17.43. Tentu saja kami sudah memperkirakan waktu untuk kembali ke visitor centre lalu hunting souvenir di shop nya lalu menuju tour bus station.

fridge magnet

Bus sampai di stasiun kereta Salisbury pukul 18.14, agak mepet dengan jadwal kereta kami menuju Cardiff yaitu jam 18.28. Tapi lebih mepet lagi untuk turis india sekeluarga yang jadwal keretanya adalah jam 18.20. Ditambah di bis dalam perjalanan pulang ada turis China yang ‘menghambat’ karena mengganggu supir dengan bertanya-tanya kenapa kita gak ke Old Sarum. Padahal di brosur yang dikasih driver waktu kita bayar tiket sudah jelas tertulis jam per jam kunjungan ke Old Sarum, yang kita skip karena waktunya mepet. Salahnya driver juga sih gak ngasih info ke penumpang kalo bis sudah sampai di Old Sarum waktu itu. Bagi anda yang akan berjalan-jalan ke Salisbury (Stonehenge – Old Sarum – Cathedral) dengan menggunakan tour bus, perhatikan rute dan timetable bus. Jangan sampai objek yang ingin anda kunjungi terlewat karena terlalu mengandalkan informasi dari supir bus seperti turis china diatas.

Jam 18.28 waktu Salisbury, kereta menuju Cardiff tiba. Kami duduk di kursi yang sudah dipesan dengan rasa syukur dan hati gembira. Bagaimana tidak? Berawal dari kekecewaan karena tragedi ‘no power’ kemudian 10 menit sebelum bus berangkat kami dikabari kalo Stonehenge sudah beroperasi kembali, lalu sesampainya di Stonehenge langit yang kelabu dan hujan berganti cerah dan hangat. Sesudah itu dalam ‘kemepetan’ waktu kami bisa sampai di stasiun tepat waktu. Ah skenario Allah begitu indah bukan? Alhamdulillah..

Mengurus Sekolah Anak di Aberdeen

Sehari setelah tiba di Aberdeen, kami berjalan-jalan di sekitar rumah untuk mencari bahan makanan sekaligus survey calon sekolah Safa, putri pertama kami yang usianya 4 tahun 9 bulan saat itu. Sekitar 400 meter dari rumah atau sekitar 8 menit jalan kaki, kami menemukan satu sekolah di jalan Dill Road, River Bank School namanya. Sepulang membeli makanan di Nisa Local, kami beranjak ke Riverbank School dan bertanya seputar pendaftaran murid baru di kantornya. Kami diberi formulir pendaftaran “Schools Placing Request” yang harus diisi lalu dikirim ke Aberdeen City Council. Formulir ini gratis dan dapat diunduh juga di website City Council.

Riverbank school

Selesai makan malam kami baca dengan seksama formulir yang diberikan oleh staf di Riverbank School siang tadi. Formulir terdiri dari enam halaman. School Replacing Request (SPR) Form 2 halaman, SPR 1, SPR 2, SPR 3 dan SPR 4 yang masing-masing 1 halaman. Sempat pusing juga dengan maksud dari masing-masing formulir ini. Namun setelah dilihat di websitenya perbedaan angka di Form SPR tersebut menunjukkan prioritas kita dalam memilih sekolah anak. SPR 1 adalah formulir pendaftaran sekolah yang berlokasi di zona tempat tinggal kita. SPR 2 adalah formulir pendaftaran dimana kakak/saudara dari calon siswa juga terdaftar sebagai siswa di sekolah tujuan, SPR 3 adalah formulir pendaftaran dimana calon siswa berada dalam asuhan ‘childminder’, SPR 4 adalah formulir pendaftaran untuk alasan prioritas diluar yang disebutkan di SPR 1, 2 dan 3.

Mengingat prioritas kami adalah mendaftarkan anak ke sekolah yang berada dalam satu zona dengan tempat tinggal maka kami mengisi form SPR dan SPR 1. Setelah diisi dengan lengkap, lalu kami mengirimnya ke council melalui email ke schoolplacings@aberdeencity.gov.uk pada tanggal 14 September 2014. Tak lama berselang, sekitar seminggu setelah kami mengirim email, kami mendapat surat balasan dari council. Keputusan untuk ‘school placing request’ Safa akan keluar dalam waktu 2 bulan sejak aplikasi diterima. Wah ternyata cukup lama ya dapat izin dari council untuk sekolah. Tapi kami santai saja karena Safa juga masih ‘kecil’, masih bisa belajar secara informal di rumah sambil adaptasi dengan lingkungan yang serba baru. Kami pun tentu masih dalam proses yang sama dengan Safa.

Rabu, 24 September 2014 kami menerima surat dari Riverbank School yang isinya menyatakan bahwa Safa diterima di sekolah tersebut dan kami diminta datang hari Jum’at tanggal 26 September. Alhamdulillah tidak sampai 2 bulan kami harus menunggu.  Hari Jum’at jam 9 pagi kami datang ke Riverbank School dan bertemu dengan Mrs. Sunley, Depute Head Teacher. Dengan ramah dia menyambut saya dan Safa. Dia memberikan informasi kepada kami seputar seragam sekolah, jam masuk dan pulang sekolah, ruang kelas dan guru Safa. Sekolah Dasar dan Menengah (Primary dan Secondary) di Scotland tidak dipungut biaya sepeser pun alias gratis tis tis. Tidak hanya untuk pribumi tapi untuk setiap anak-anak yang tinggal di Scotland, termasuk Aberdeen.

Di Riverbank School, siswa tidak diwajibkan membeli seragam sekolah, yang penting pakai t-shirt putih atau hijau (warna putih lumrah di setiap sekolah primary di Aberdeen sedangkan hijau tergantung ciri khas sekolah masing-masing) serta membawa sepatu khusus (biasanya berwarna hitam, sol karet) untuk dipakai di ruang kelas. Bahkan kami perhatikan ada beberapa siswa yang pakai baju bebas. Kami sendiri membeli t-shirt putih dan cardigan hijau berlogo Riverbank di office. T-shirt, rok dan celana seragam sekolah anak dapat dibeli di beberapa store besar di Aberdeen, seperti Sainsburry (Tu clothing), ASDA (George Clothing), M&S, John Lewis, Tesco (F&F) dengan harga yang bervariasi.

Hari pertama sekolah

Mrs. Sunley mengizinkan Safa untuk sekolah pada hari itu juga tapi kami meminta untuk masuk sekolah hari Senin. Alhamdulillah Senin tanggal 29 September 2014 Safa resmi menjadi siswa kelas Primary 1/2 di Riverbank School. Jadi lama proses pendaftaran sekolah Safa dari aplikasi SPR form ke council hingga Safa masuk sekolah hari pertama adalah 15 hari, cukup singkat bukan? Sekali lagi Alhamdulillah.

Berikut adalah beberapa foto di album ‘Sekolah Safa’ :

Kelas P 1/2

dinding penuh gambar

Sports DayHomework

 

Membuat Akta Lahir dan Paspor Bayi di UK

Sudah sewajarnya bahwa setiap kelahiran pasti dibuatkan akta kelahiran sebagai bukti bahwa sang anak terdaftar di negara. Oleh karena Aidan lahir di Aberdeen, maka Aidan harus terdaftar sebagai anak yang lahir di United Kingdom.

Sangat tidak sulit mendaftarkan Aidan untuk mendapat akta lahir (Birth Certificate), cukup datang ke City Council (semacam kantor pemerintahan) Aberdeen, namanya Marischal College. Kemudian daftar loket, terus menunggu dipanggil untuk pendaftaran anak lahir. Prosesnya cepat, karena proses verifikasi surat dari rumah sakit, mengisi form hingga mencetak akta dilakukan di depan kita. Dokumen lain sebagai back up, paspor orang tua. Prosesnya dari dipanggil sampai dapat akta tidak lebih dari 30 menit! Sangat efisien.

Marischal College, Aberdeen

Terdapat dua jenis Birth Certificate,  mereka menyebutnya small dan big. Small adalah yang hanya mencantumkan identitas anak (tempat lahir, tanggal, dsb) sedangkan Big mencantumkan juga nama orang tua nya. Untuk mendapatkan small tidak dipungut biaya, tapi untuk big dikenakan £10. Bentuk birth certificate sangat sederhana, tapi tetap menggunakan kertas latar belakang khusus.

Kita sebaiknya mempunyai small dan Big, apalagi versi Big tersebut yang laku di Indonesia maupun di KBRI untuk pengurusan paspor. Mungkin tidak perlu heran mengapa terdapat pembedaan seperti itu mengingat pernikahan bukan hal yang ‘wajib’ disini, maka nama orang tua nya pun menjadi ‘tidak terlalu penting’.

Berikutnya adalah mendapatkan paspor Indonesia. Di UK semua harus dilakukan dengan datang sendiri ke KBRI di London. Ada yang bilang bahwa tidak perlu datang bersama bayi nya (mengingat Aidan saat itu kurang dari 30 hari), tapi daripada resiko (plus alasan jalan-jalan hehe), kami serombongan ke London juga. Dan juga karena kami akan pulang September 2015, maka sebaiknya segera mendapat paspor untuk mempermudah keimigrasian.

Dan ternyata memang sangat tidak salah untuk membawa bayi, karena ada form yang harus di cap jempol oleh yang bersangkutan alias bayi tersebut. Syarat ini cap jempol ini memang tidak secara jelas ada di website. Jika masih-masih ragu-ragu dan memang sebaiknya telepon KBRI dulu untuk kepastian nya.

Syarat-syarat yang harus dipenuhi adalah (semua asli dibawa dan fotocopy diserahkan):

1. Birth certificate (versi big)

2. Paspor orang tua

3. Surat nikah orang tua, sebagai back up Kartu Keluarga

4.  Photo background putih 4 lembar, meskipun yang terpakai 2 sehingga dikembalikan 2. Lebih aman photo di sebuah apotek dekat KBRI, dekat US Embassy juga. Biaya £6 untuk 6 lembar photo, sudah sangat familiar dengan kebutuhan KBRI (hampir 100% diterima).

5. Lapor diri (nah, untuk yang ini harus tahu nomor lapor diri nya. Agak tricky karena bayi belum punya paspor sedangkan lapor diri perlu paspor. Solusinya adalah lapor diri offline di KBRI.

6. Membayar biaya £20 saat pengambilan, yakni hari ketujuh dari dokumen masuk yang lengkap. Jika dikirimkan via pos, maka harus menyerahkan postal address (semacam wesel uang) yang ditujukan ke Indonesian Embassy sebesar £20. Postal Address ini bisa dibeli di Post Office di dekat KBRI London. Dan karena akan dikirim, maka perlu juga membeli registered envelope yakni amplop yang akan digunakan untuk mengirim balik semua dokumen ke alamat kita). Harga envelope nya £7.25 (A4) dibeli juga di post offfice.

Karena Akta yang didapat dari Aberdeen City Council ‘tidak laku’ di Indonesia, maka perlu mendaftarkan akta kelahiran Indonesia di KBRI. Dengan menambah syarat pengisian form akta (jangan lupa ada form akta terpisah) dan biaya £10 yang dibayarkan saat pengambilan akta. Jadi total postal address yang harus diberikan adalah £30, dimana dibeli dengan harga £33.75. Total dengan registered envelope £41.

Jika memang mengagendakan ke London dan sekitarnya selama 7 malam, maka anda tidak perlu membayar tambahan £11, cukup gesek debit card £30 saat pengambilan. Jika hampir-hampir, coba nego dengan KBRI apa bisa diambil lebih cepat, demi £11 itu. 😀

Lalu jadinya seperti apa? Paspor sudah menggunakan buku paspor baru dengan cover tidak sepenuhnya hijau, dan halaman paspor yang penuh warna icon-icon Indonesia, misal ada komodo, gunung bromo dll. Jadi lebih menarik sekaligus mempromosikan Indonesia ketika mengajukan visa dan masuk ke negara lain.

Sedangkan akta kelahiran, sangat berbeda dengan versi akta yang terbit di Indonesia. Akta kelahiran versi KBRI London ini sangat detail, ada identitas orang tua, tanggal lahir, alamat di UK, bahkan status orang tua. Hmm.. agak gimana juga kalau status kami (mahasiswa dan ibu rumah tangga) saat ini terbawa-bawa di akta Aidan selama hidupnya. Plus warna kertasnya biru, dimana jika di copy kemungkinan akan sedikit buram.

Versi Indonesia yang  cukup nama orang tua lebih simple dengan kertas cerah tampaknya harus tetap dibuat, sekalian nanti memperbarui Kartu Keluarga juga. Well, jika buat koleksi dan cerita nantinya.. tidak apalah punya akta kelahiran yang dikeluarkan resmi oleh KBRI di London. 🙂