Triandika Weblog Rotating Header Image

January, 2011:

Mountain Tour: Guci, Dieng, Baturraden

Liburan akhir tahun adalah kesempatan bagi keluarga untuk jalan-jalan. Setelah beberapa opsi tujuan wisata dan mengingat kunjungan keluarga Magetan di awal dan akhir masa liburan, maka pilihan dijatuhkan pada tour wisata pegunungan di Jawa Tengah yakni Guci Tegal, Dieng Wonosobo dan Baturraden Banyumas.

Ini bukan jalan-jalan dengan kendaraan pribadi yang pertama buat kami dimana Safa baru saja menginjak 1 tahun. Karena pada lebaran kemarin dengan Safa baru 8 bulan, kami juga mudik dengan kendaran pribadi dari Depok-Magetan dilanjutkan ke Bandung. Namun bedanya, perjalanan ini full di “jalanan” , sedangkan mudik menuju rumah tertentu untuk tinggal lebih lama. Maka, berbekal alat-alat yang didaftarkan saat mudik kemarin (serta padatnya jadwal), persiapan tour baru mulai dilakukan malam hari sampai pagi harinya sesaat sebelum berangkat, Jum’at 24 Desember 2010.

Jam 9 akhirnya mobil bergerak meninggalkan rumah, telat 1 jam dari rencana awal karena perihal packing.  Rute yang di ambil Pantura menuju Tegal, dilanjutkan jalan alternatif ke Wonosobo kemudian ke Purwokerto menuju Baturraden. Ternyata tol dan lalu lintas cukup padat (tampaknya karena liburan dan kami berangkat terlalu siang) sehingga Jam 12 baru keluar Cikampek via pintu Dawuan. Jam 17, sampai di Tegal untuk mendapatkan detil info jalan menuju Guci dan rekomendasi hotel disana.

Alhamdulillah, jam 18 sudah masuk Guci dan segara check-in di Hotel Mutiara. Hotelnya setara melati, namun karena sedang peak season maka harga nya naik hampir 2 kali lipat. Namun plusnya, hotel tempat menginap menyediakan kolam renang dari sumber air panas Guci, sehingga kami sekeluarga tidak perlu beramai-ramai mandi air panas di pemandian umum (Ayahnya Safa tetap mandi di pemandian Guci 🙂 ).

Agenda kami, Sabtu Jam 10 keesokan harinya harus sudah keluar dari Guci dan sejujurnya tidak banyak info mengenai obyek wisata apa saja Guci itu. Pagi hari setelah melihat pemandian Guci, berkeliling dengan kuda adalah satu cara yang cepat untuk mengetahui cepat obyek-obyek di area Guci.

Jam 10 sesuai rencana, kami bergerak ke Dieng dengan mengambil jalan alternatif dari Guci menuju Belik dan Purbalingga lalu ke Wonosobo. Jam 15.30, gerbang Dieng terlewati dan segera menuju ke Penginapan Bu Jono yang sudah dipesan 3 hari sebelumnya. Agenda kami di Dieng selama 2 malam, dan dengan banyak obyek wisata yang ada, mau tak mau maka kami memilih beberapa yang utama. Idealnya, minimal 3 malam dihabiskan untuk eksplorasi semua obyek di Dieng.

Tentang penginapan, harga nya sangat sepadan (mungkin karena sudah booking jadi aman), homey place to stay dan pelayanan yang memuaskan (makan, briefing dan peta wisata Dieng, tour guide dan keramahan). Very recommended.  Satu hal lebihnya, menantu laki-laki dari Bu Jono (sudah meninggal) adalah Geologi ITB 1972 dan orang Bandung (Sunda). Jadinya kami sering sekali diajak ngobrol banyak hal sembari kami makan. Klop dengan Bunda Safa berbicara Sunda dan Bandung :).

Tentang suhu udara, info yang kami dapat maksimum 15 deg Celcius. Di pagi hari terutama saat kami mendaki Sikunir 2,500 m DPL, saya percaya itu mendekati 5 Deg Celcius plus angin yang cukup kencang.

Agenda kami, hari Senin jam 10 sudah bergerak meninggalkan Dieng mengambil jalan alternatif melalui Pasar Batur menuju Banjarnegara. Sebenarnya kami ingin terus mengambil alternatif tidak masuk kota Banjarnegara, tapi melalui Rakit menuju Purwokerto. Namun, info di perjalanan bahwa kondisi jalan menuju Rakit banyak berlubang. Paling tidak dengan sudah mencoba akses lain dari/ke Dieng, maka kami mendapatkan kondisi jalan menuju Dieng dari Wonosobo lebih baik dibandingkan akses dari Banjarnegara. Padahal, sekitar 60% obyek wisata Dieng dikelola karena masuk wilayah Banjarnegara.

Jam 15.30, kami sampai di Baturraden dengan diiringi hujan lebat mulai dari Purwokerto. Tidak ada persiapan hotel untuk Baturraden, tidak ada teman yang pasti memberikan nama yang pasti untuk menginap. Jalan satu-satunya adalah berkeliling seputaran Baturraden, kemudian masuk ke area penginapan persis di depan Lokawisata dan Alhamdulillah, Wisma Wijayakusumah yang dimiliki oleh Korem tersebut masih ada cottage yang kosong. Karena model cottage, kami cukup mengambil 1 unit dan kasur angin yang dibawa cukup membantu untuk tidur Bibi. Harganya relatif terjangkau namun tidak ada air panas. Hitungan kami karena sudah berpengalaman di Dieng 2 malam, maka semalam Baturraden tanpa air panas bukanlah hal menakutkan.

Karena hujan sore itu, maka kami praktis tidak bisa menikmati Baturraden di waktu sisa dari jam 16 padahal seperti biasa, agenda kami maksimum jam 11 Selasa 28 Desember sudah keluar Baturraden menuju Depok (estimasi perjalanan 9 jam!). Akhirnya, hanya Lokawisata yang terdiri atas beberapa obyek yang berhasil dikunjungi mulai Selasa pagi. Sedangkan obyek yang lain misalnya Wanawisata, air terjun dan Pancuran Pitu (yang lokasinya juga di Lokawisata tapi jalan kaki 2 km) tidak bisa terkunjungi. Paling tidak kami mengenal, bahwa Baturraden adalah obyek wisata yang sangat cocok untuk keluarga terutama anak-anak untuk bermain seharian karena banyak pilihan obyek disana.

Perjalanan kembali ke Depok melalui jalur tengah (Purwokerto) bertemu dengan arus balik mudik kami (jalur selatan utama) dari Magetan di daerah Rawalo. Jadi selain untuk berwisata, tour ini juga untuk penguasaan medan jalur-jalur alternatif yang bisa di ambil untuk perjalanan mudik atau wisata ke depannya.  Dan yang tidak kalah pentingnya adalah mempersiapkan mental keberanian untuk melakukan jelajah tersebut.

Alhamdulillah, jam 21.30 kami sampai rumah di Depok. Yang utama, Safa baik-baik saja dan cukup pulas tidurnya di perjalanan pulang. Bunda Safa dan bibi juga sempat tidur cukup. 9 Jam di perjalanan dari Baturraden ke Depok ditambah 2 jam untuk 2 kali istirahat adalah perjalanan yang cukup melelahkan. Total hampir 1,200 km dilalui selama 5 hari 4 malam. Muncul keinginan baru, 1 minggu penuh di perjalanan setelah Safa lebih 2 tahun. Tentu sebelum adiknya Safa lahir nanti, InsyaAllah.. 🙂

Notes:

  • Terima kasih kepada Aditya Bram Telkomsel atas info dan bantuannya untuk Guci.
  • Peta panduan perjalanan dari Peta Mudik Nissan 2010 (lebih baik dibanding Telkomsel :p).
  • Detail waktu dan biaya perjalanan, bisa didapatkan disini. Album foto sebagian bisa dilihat disini.
  • Selama perjalanan, kami melengkapi daftar standar perlengkapan untuk perjalanan jauh (ver. triandika).

@triandika