Triandika Weblog Rotating Header Image

October 30th, 2009:

What’s Next

Alhamdulillah, setelah melalui serangkaian uji argumentasi dalam aula hikmah, dengan seminar dan sidang, akhirnya momen yang dinanti-nanti oleh setiap mahasiswa pun tiba, wisuda. Bersama dengan 400 mahasiswa pasca sarjana lainnya, saya dilantik menjadi magister pada tanggal 23 Oktober 2009. Ada sebuah keharuan karena untuk mencapai tahap ini perlu upaya yang sangat menguras tenaga, pikiran dan perasaan. Tak jarang harus pulang pergi bandung-depok untuk menemui suami yang bekerja dengan system 2 minggu on site dan 2 minggu off, harus juga pulang pergi bandung-jakarta untuk menganalisis sampel di labkesda jakarta timur, mengerjakan project dosen sambil mempelajari instrumen analisis di farmasi, pulang maghrib, pergi pagi, hamil. Alhamdulillah, betapa leganya ketika semua berhasil dilewati dan diakhiri dengan manis. Namun ada juga sebuah tanya, what’s next? Ya, lalu apa yang akan saya lakukan setelah memperoleh gelar ini. Bermacam-macam rencana pun dibuat sebelum toga ini dikenakan. Rencana untuk terus beraktivitas, terus belajar, terus bermanfaat. Namun rencana-rencana itu sempat tertunda karena pertimbangan kehamilan yang sudah masuk bulan tua. Jika rencana itu terlaksana maka akan ada yang dikorbankan, sekilas terpikir seperti itu. Namun meski rencana belum terlaksana sekarang, bukan berarti puasa aktivitas, setidaknya itu komitmen yang dibangun saat saya berdiskusi dengan suami. Hamil bukanlah sebuah penghalang bagi wanita untuk terus berkarya dan bermanfaat. Dan pilihan untuk beraktivitas hendaknya disesuaikan dengan kondisi masing-masing calon bunda.

DSCN0318
Wisuda kali ini memang berbeda. Gedung yang biasa dipadati oleh sekitar 3000 orang yang terdiri dari 1000 wisudawan dan 2000 undangan, kini hanya diisi oleh sekitar 1200 orang saja, karena ada pemisahan waktu wisuda sarjana dan pasca sarjana. Lebih cepat dan hikmat. Meski acaranya sama dengan model wisuda tahun-tahun sebelumnya, para wisudawan dan undangan terkesan menikmati acara ini. Berbagai prestasi yang diraih oleh mahasiswa-mahasiswi ITB disampaikan dalam sambutan rektor, kemudian disambut dengan riuh tepuk tangan. Kagum dengan capaian anak bangsa yang menembus dunia internasional dalam ajang persaingan teknologi, budaya dan seni. Dalam buramnya potret kehidupan pemuda indonesia, masih ada secercah terang dari lilin yang dinyalakan oleh para pemuda harapan bangsa. Berbagai judul tesis dan disertasi menghiasi buku wisuda. Berharap judul-judul itu tidak hanya sekedar kalimat yang menjejali rak-rak perpustakaan ITB, tapi juga menjelma menjadi produk-produk yang memasyarakat.

DSCN0324

Beberapa rekan telah siap-siap pulang ke daerahnya masing-masing untuk melanjutkan kerja. Ya memang sebagian besar mahasiswa S2 si Farmasi adalah dosen di universitas-universitas negeri dan swasta di berbagai daerah yang mendapat beasiswa. Ada juga rekan yang setelah diwisuda, keesokan harinya ikut psikotes CPNs. Mungkin sedikit saja mahasiswa yang menganggur pasca wisuda, karena hampir 80% (agaknya) telah bekerja sebelum kuliah. Dan saya termasuk yang sedikit itu. Mudah-mudahan kelak ketika bayi kami lahir dan sudah siap untuk ditinggal ibunya bekerja, rencana-rencana aktivitas bisa terlaksana.amin

Ngomong-ngomong tentang pascasarjana, saya teringat dengan pertanyaan seorang adik kelas yang diajukan pada saya dan beberapa rekan S2. “teteh kuliah S2 mau jadi dosen ya?”, tanyanya. Jawaban pun berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Namun saya terkesan dengan jawaban seorang teteh yang menggambarkan misinya mengikuti kuliah S2. Jawabnya adalah “Gak, saya gak bermaksud menjadi dosen. Saya kuliah lagi untuk mengembangkan pola pikir saya. Untuk anak saya”. Dengan kuliah, sang ibu berharap bisa lebih maju, lebih berwawasan, lebih terstruktur, lebih bijak, sehingga kelak itu bisa menjadi modal baginya dalam mendidik putra-putrinya. Memang bukan sebuah jaminan bagi seorang wanita dengan pendidikan lebih tinggi akan mencetak generasi yang lebih baik. Namun apa yang ia pelajari di bangku kuliah pascasarjana, ditambah dengan up date informasi terkini seputar pendidikan anak, bisa menjadi nilai tambah.

Wisuda memang sudah selesai, tapi janji yang dikumandangkan masih terus menggema.”…untuk terus menuntut ilmu…dengan ketekunan dan kesadaran…bagi kesejahteraan bangsa Indonesia..”.